Polemik Arak di Sarawak: Klaim ‘Minum Sesuai Kehendak’ Picu Debat Politik Panas

Ilustrsi: Timbalan Premier Sarawak, Sim Kui Hian akan menegak bir. | Polemik Arak di Sarawak: Klaim 'Minum Sesuai Kehendak' Picu Debat Politik Panas. (Ilustrasi: AI)

KalbarOke.Com – Isu mengenai minuman beralkohol atau arak (dalam bahasa lokal Sarawak, red.) baru-baru ini secara mengejutkan berkembang menjadi perdebatan politik yang panas di Sarawak, sebuah negara bagian di Malaysia yang selama ini dikenal luas karena sifat kemajemukan dan inklusifnya.

Polemik ini bermula dari pernyataan Wakil Premier Sarawak, Sim Kui Hian, yang membandingkan kondisi di Bumi Kenyalang (sebutan untuk Sarawak) dengan Semenanjung Malaysia.

“Di sini (Sarawak), kita tidak menghadapi pembatasan saat ingin minum, tidak seperti di Semenanjung Malaysia. Di sini, kita minum bila kita mau – bukan masalah besar. Itu memang cara hidup kita,” kata Presiden Partai Rakyat Bersatu Sarawak (SUPP) tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh See Hua Daily.

Sim menambahkan bahwa penghormatan yang kini dirasakan Sarawak bukan disebabkan oleh individu tertentu, melainkan hasil pencapaian kolektif rakyatnya. “Sarawak tahun 2015 dan Sarawak tahun 2025 sangat berbeda. Dahulu, orang memandang rendah kita. Hari ini, dunia memperhatikan kita,” tambahnya.

Pernyataan Sim mengenai kebebasan minum di Sarawak ini segera viral di media sosial dan mendapat pujian dari banyak anggota komunitas Tionghoa Sarawak.

Anggota Dewan Oposisi Pertanyakan Sikap Diam Sim saat Bir Lokal Ditekan

Baca :  Bayi Dibuang di Padang Tikar II Jadi Anak Negara, Kades Imbau Orang Tua dan Remaja Jaga Diri

Namun, pujian tersebut segera ditanggapi kritis oleh Anggota Dewan Undangan Negeri (ADUN) Pending dari DAP, Violet Yong. Ia menolak pujian tersebut dan mempertanyakan mengapa Sim Kui Hian bersikap diam ketika bir lokal bermerek Santubong ditekan agar ditarik dari pasaran.

“Ketika bir Santubong diminta oleh seorang menteri PBB/GPS untuk dikeluarkan dari rak jualan dan tidak menggunakan nama Santubong, Sim sama sekali tidak berani bersuara! Kenapa dia tidak membela bir Santubong?” tulis Yong dalam unggahan di Facebook-nya.

Sebagai informasi, bulan lalu, produsen bir kerajinan tangan (Craft Beer) Zebrew mengumumkan penghentian produksi dan penarikan bir Santubong dari pasar. Keputusan ini diambil “disebabkan sambutan dan perhatian tak terduga terhadap nama Santubong” setelah produk tersebut menuai kritik publik, termasuk dari Anggota Parlemen Santubong, Nancy Shukri, yang juga merupakan Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga, dan Masyarakat.

Bantahan Balik dari SUPP: Festival Arak Lokal Bukti Kebebasan Minum

Kritikan Violet Yong kemudian dibalas oleh Kepala Biro Aduan Awam SUPP, Milton Foo, yang juga merupakan pesaing Yong pada Pemilihan Umum Negeri 2021. Foo menuduh Yong mengabaikan fakta mendasar tentang kehidupan masyarakat Kuching.

Baca :  Aksi Dramatis Polisi Meliau Kejar Pengedar Narkoba di Sungai Pakai Sampan

“Anda bisa mendapatkan bir lokal Sarawak, merek 1602, di Festival Kuching setiap tahun, bukan? Festival Kuching itu acara resmi di bawah Majlis Bandaraya Kuching Selatan, bukan? Dan dewan kota itu berada di bawah Kementerian Pemerintahan Lokal yang dipimpin oleh Sim, bukan? Jadi, bagaimana seorang anggota dewan selama 20 tahun tidak tahu hal yang diketahui setiap penduduk Kuching?” sindir Foo, merujuk pada adanya acara yang secara terbuka menyajikan minuman beralkohol buatan lokal.

Sementara perdebatan politik lokal ini memanas, dua hari sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga memberikan peringatan tegas kepada Menteri Pelancongan, Seni, dan Budaya, Tiong King Sing, terkait sebuah acara makan malam industri yang dihadirinya, di mana alkohol turut disajikan.

Anwar menegaskan bahwa ia menolak pembelaan Tiong bahwa acara tersebut bukanlah “acara resmi pemerintah”. Tiong King Sing sendiri merupakan presiden dari Parti Demokratik Progresif (PDP), salah satu partai komponen utama dalam koalisi Gabungan Parti Sarawak (GPS) yang menjadi sekutu utama pemerintahan persatuan pimpinan Anwar.

Writer: TimEditor: Tim Redaksi