Produk Perikanan Sultra Tembus AS dan Thailand

KKP Tegaskan Mutu Global Jadi Prioritas

Ilustrasi pelabuhan perikanan menjadi pusat ekonomi masyarakat nelayan

KalbarOke.com — Produk perikanan asal Sulawesi Tenggara kini resmi merambah pasar internasional. Sebanyak 98 ton hasil laut unggulan dari Bumi Anoa sukses diekspor ke Amerika Serikat dan Thailand, menandai babak baru ekspor komoditas kelautan dari timur Indonesia. Nilai ekspor tersebut mencapai lebih dari Rp28 miliar.

Pengiriman ini difasilitasi oleh Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (Badan Mutu KKP) sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjamin kualitas produk perikanan nasional agar sesuai dengan standar global.

“Produk yang dikirim dari Kendari pada 24 Juni lalu telah lolos seluruh persyaratan ekspor internasional, termasuk Sertifikasi Kelayakan Pengolahan (SKP), HACCP, serta Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SMKHP),” ungkap Kepala Badan Mutu KKP, Ishartini, dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat 27 Juni 2025.

Rincian pengiriman tersebut meliputi 42,4 ton gurita beku, 10 ton sotong beku senilai Rp6,1 miliar, serta 45,6 ton daging kepiting pasteurisasi (pasteurized crab meat) senilai Rp21,9 miliar. Negara tujuan utama adalah Amerika Serikat dan Thailand, yang dikenal sangat ketat dalam persyaratan mutu dan keamanan pangan.

Baca :  Perkuat Kerja Sama Global, Menaker dan Dubes Swiss Sepakati Roadmap Ketenagakerjaan Inklusif

Langkah Strategis untuk Ekspor Berkelanjutan

Ishartini menyebutkan bahwa penguatan sistem jaminan mutu dari hulu ke hilir akan menjadi fondasi utama dalam mendorong ekspor berkelanjutan dari wilayah timur Indonesia.

“Badan Mutu KKP hadir sebagai lembaga penjamin mutu dari proses produksi, pengolahan hingga distribusi. Tujuannya bukan hanya memenuhi standar negara tujuan ekspor, tapi juga menjamin pangan sehat untuk masyarakat,” jelasnya.

Potensi Besar, Realisasi Masih Minim

Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Hugua, mengungkapkan bahwa sektor perikanan daerahnya menyumbang devisa sebesar Rp25,45 triliun pada periode Januari hingga Mei 2025. Namun demikian, dari total potensi produksi di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 dan 714 yang mencapai 1,5 juta ton, baru sekitar 275 ton yang berhasil dimanfaatkan.

Baca :  Pemerintah Tancap Gas Deregulasi Impor, Wamenkeu: Pengawasan Lebih Cepat, Biaya Logistik Lebih Murah

“Ini menunjukkan bahwa potensi kelautan Sultra masih sangat luas untuk dikembangkan,” kata Hugua.

Mendunia dan Menyejahterakan

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menegaskan Badan Mutu KKP dibentuk sebagai garda terdepan dalam pengawasan kualitas produk ekspor perikanan. Lembaga ini memiliki peran strategis dalam memastikan produk perikanan Indonesia mampu bersaing secara global, serta mendukung program nasional untuk menyediakan pangan bergizi berbasis ikan.

“Produk perikanan kita harus mendunia. Tapi lebih dari itu, ekspor juga harus berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat nelayan dan pelaku usaha daerah,” tegas Menteri Trenggono.

Langkah ekspor dari Sulawesi Tenggara ini menjadi bukti bahwa sektor kelautan Indonesia tak hanya menjanjikan, tapi juga mampu berkontribusi besar terhadap ekonomi nasional, asal dikelola dengan mutu yang terjamin dan standar internasional yang dipenuhi. (deL/r**)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 198 kali