Omzet Pedagang Sekitar Sekolah Anjlok, Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Gandeng UMKM Lokal

Iwan Nursholeh, Pelaku UMKM Ayam Geprek. | Omzet Pedagang Sekitar Sekolah Anjlok, Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Gandeng UMKM Lokal. (Foto: Mus)

KalbarOke.Com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan asupan gizi anak sekolah. Namun, di lapangan, implementasi program ini justru menimbulkan dampak negatif terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berada di sekitar lingkungan sekolah, di mana banyak dari mereka melaporkan penurunan omzet yang signifikan.

Iwan Nursholeh, salah satu pengusaha UMKM di Sekadau, menilai bahwa program MBG seharusnya bisa dirancang lebih strategis untuk memberdayakan pelaku usaha lokal agar manfaat ekonominya dapat dirasakan lebih luas.

Iwan berpendapat bahwa kemitraan antara program MBG dan UMKM setempat adalah kunci untuk mencapai hasil yang lebih optimal.

Baca :  BPM Kalbar Desak APH Usut Tuntas Keracunan Massal: Pertanyakan Kualitas Program Makanan dan Dugaan Pidana

“Andai saja program Makan Bergizi Gratis ini bekerja sama dengan pelaku usaha UMKM setempat, hasilnya pasti lebih optimal,” ujar Iwan.

Menurutnya, skema kerja sama dapat dilakukan dengan membagi jumlah kebutuhan porsi MBG kepada beberapa UMKM di sekitar sekolah secara merata. Sebagai contoh, jika kebutuhan harian mencapai 2.000 porsi, jumlah tersebut dapat didistribusikan kepada UMKM yang telah memenuhi syarat dan standar kualitas yang ditetapkan.

“Dengan sistem seperti itu, pemerintah bisa memastikan kualitas gizi tetap terjaga, sementara pelaku UMKM juga ikut sejahtera,” tambahnya, menekankan bahwa sistem pembagian porsi harus dilakukan secara adil dan transparan.

Iwan berharap agar ada pengawasan yang baik dan regulasi yang jelas untuk memastikan pelaksanaan kerja sama antara MBG dan UMKM berjalan transparan dan berkelanjutan.

Baca :  Bayi Dibuang di Padang Tikar II Jadi Anak Negara, Kades Imbau Orang Tua dan Remaja Jaga Diri

Ia menegaskan, kondisi saat ini justru merugikan pedagang. “Saat ini, justru banyak pelaku UMKM yang dekat dengan sekolah — seperti kantin sekolah dan pedagang kaki lima — mengalami penurunan omzet karena MBG. Padahal, mereka bisa menjadi mitra strategis untuk menyukseskan program ini,” kata Iwan.

Sebagai penutup, Iwan Nursholeh berharap pemerintah daerah dapat membuka ruang dialog dengan para pelaku usaha lokal untuk mencari solusi terbaik. Ia menyimpulkan bahwa kemitraan yang baik akan membawa dampak positif ganda: UMKM sejahtera, dan Program MBG sukses berjalan.