Dibuka Gubernur Norsan, Pesparani Katolik I Kalbar Jadi Momentum Bangun Persaudaraan dan Karakter Bangsa

Dibuka Gubernur Norsan, Pesparani Katolik I Kalbar Jadi Momentum Bangun Persaudaraan dan Karakter Bangsa. (Foto: Adpim)

KalbarOke.Com – Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, secara resmi membuka Pesta Paduan Suara Gereja Katolik (Pesparani) I Kalimantan Barat. Acara pembukaan yang berlangsung di Hotel Kini Pontianak, Jumat sore (7/11/2025), dihadiri oleh Forkopimda Kalbar, Ketua DPRD Provinsi, para Bupati dan Wali Kota, serta Kepala Kanwil Kementerian Agama Kalbar.

Pesparani, atau Pesta Parani, diselenggarakan sebagai wadah pembinaan iman umat Katolik melalui musik dan nyanyian liturgi. Tahun ini, kegiatan tersebut mengusung tema “Satu Hati, Satu Jiwa, Membangun Gereja dan Bangsa,” sekaligus menjadi momentum penting untuk mempererat persaudaraan di Bumi Khatulistiwa.

Kegiatan Pesparani I Kalbar ini berlangsung selama dua hari, mulai 7 hingga 8 November 2025, dan diikuti oleh 577 peserta dan official dari 11 kabupaten dan 2 kota di Kalbar. Hanya Kabupaten Kayong Utara yang belum dapat berpartisipasi dalam ajang perdana ini.

Baca :  Distribusi Solar Subsidi Kacau, Ratusan Sopir Truk Kalbar Gelar Aksi Damai dan Beri Waktu Satu Bulan ke Pertamina

Ada empat cabang lomba utama yang dipertandingkan, yaitu:
• Menyanyikan Mazmur
• Cerdas Cermat Rohani
• Membaca Kitab Suci
• Paduan Suara Campuran Dewasa

Dewan juri dalam ajang ini terdiri dari para profesional musik dan liturgi tingkat nasional, termasuk pastor, suster, dan tokoh awam yang memiliki keahlian di bidangnya.

Dalam sambutannya, Gubernur Ria Norsan menyampaikan apresiasi mendalam kepada panitia, peserta, dan semua pihak yang mendukung. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur dan ekonomi, tetapi juga pada pembangunan manusia yang berkarakter, beriman, dan berakhlak mulia.

“Pesparani ini bukan sekadar lomba, tetapi sarana menumbuhkan kebersamaan dan cinta kasih melalui kidung pujian. Melalui lantunan kidung pujian, kita diajak memuliakan Tuhan, sehingga tumbuh pribadi yang berintegritas dan berbudi luhur,” ujar Ria Norsan.

Baca :  Hak Adat Terancam Hutan Lindung: Masyarakat Ketungau Hulu Pertanyakan Koordinasi Satgas PKH di Lapangan

Gubernur menekankan bahwa ajang ini memiliki makna strategis, tidak hanya untuk mencari bibit unggul musik liturgi, tetapi juga untuk membangun persaudaraan dan semangat kebersamaan di tengah keberagaman Kalbar. Nilai-nilai ini dinilai penting dalam upaya membangun masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera.

Ria Norsan berpesan kepada Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gereja Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi dan seluruh LPPD kabupaten/kota agar terus meningkatkan pembinaan umat secara berkelanjutan. Ia juga menekankan pentingnya profesionalitas dalam pelaksanaan, dengan menjadikan Pesparani sebagai ruang untuk memperdalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Kitab Suci dalam kehidupan sehari-hari.

Pesparani Katolik I Kalimantan Barat ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal kebangkitan musik liturgi Katolik di daerah ini, sekaligus memperkuat semangat iman dan persaudaraan umat di seluruh Kalbar.