KalbarOke.Com – Tradisi sakral pembakaran replika kapal wangkang yang digelar sebagai bagian dari Sembahyang Kubur Musim Gugur kini resmi akan menjadi acara tahunan Kabupaten Kubu Raya. Mulai tahun 2026, ritual yang sarat makna budaya ini akan masuk dalam kalender event resmi daerah. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Kubu Raya, Sukiryanto, dalam acara yang berlangsung di Yayasan Sejahtera, Sabtu (6/9/2025).
Menurut Sukiryanto, keputusan ini diambil sebagai bentuk pengakuan bahwa ritual bakar wangkang bukan sekadar tradisi bagi komunitas Tionghoa, melainkan bagian integral dari kekayaan budaya Kalimantan Barat secara keseluruhan. Meskipun diguyur hujan, antusiasme ribuan warga yang hadir menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini.
Didorong Jadi Daya Tarik Wisata dan Budaya
Pemerintah Kabupaten Kubu Raya memiliki rencana untuk memusatkan pelaksanaan acara ini di Halaman Kantor Bupati. Hal ini bertujuan agar acara dapat digelar di ruang publik yang lebih luas dan representatif, sehingga bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Ke depan, harapannya kegiatan ini bisa dilaksanakan di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya. Paling tidak untuk pembukaan dan penutupan acaranya,” jelas Sukiryanto.
Langkah ini juga diharapkan dapat menjadikan event bakar wangkang sebagai daya tarik wisata budaya yang mampu meningkatkan citra daerah dan menarik lebih banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar Kubu Raya.
Makna Sakral di Balik Ritual “Chit Gwee Pua”
Di balik asap tebal yang membubung dari kapal raksasa, tersimpan makna mendalam. Ritual yang dikenal sebagai “Chit Gwee Pua” atau Sembahyang Kubur Musim Gugur ini adalah prosesi sakral untuk menghormati dan memberi persembahan kepada para leluhur. Kapal wangkang yang dibakar diyakini menjadi kendaraan bagi arwah leluhur di alam baka.
Kapal tersebut diisi dengan berbagai replika kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, pakaian, hingga uang kertas, yang dipercaya akan sampai dan digunakan oleh para leluhur. Prosesi ini selalu berlangsung khidmat dan menjadi momen penting bagi masyarakat Tionghoa.
Antusiasme Warga dan Pengamanan Ketat Kepolisian
Prosesi pembakaran kapal wangkang yang dilakukan di Pemakaman Tionghoa Bhakti Suci menarik perhatian lebih dari 500 warga Tionghoa dari Kota Pontianak dan Kubu Raya. Ramainya pengunjung menunjukkan besarnya minat masyarakat terhadap tradisi ini.
Untuk memastikan jalannya ritual berlangsung aman, aparat kepolisian dari Polres Kubu Raya melakukan pengamanan ketat. Kehadiran mereka memastikan acara berjalan lancar tanpa gangguan, sehingga kekhidmatan ritual tetap terjaga.