Sri Mulyani Tegaskan Komitmen Indonesia pada AIIB: Dorong Inovasi Pembiayaan dan Infrastruktur Hijau

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati

KalbarOke.com – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati hadir dalam Pertemuan Tahunan ke-10 Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Beijing, Tiongkok, yang berlangsung dari 24 hingga 26 Juni 2025.

Forum bergengsi ini mengusung tema “Connecting for Development, Collaborating for Prosperity” dan menjadi panggung penting merayakan satu dekade AIIB sekaligus memilih pemimpin baru lembaga keuangan multilateral tersebut.

Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari 110 negara anggota, mitra pembangunan, sektor swasta, akademisi, hingga organisasi masyarakat sipil ini menandai momen transisi kepemimpinan di tubuh AIIB.

Zou Jiayi dari Tiongkok secara aklamasi terpilih sebagai Presiden AIIB menggantikan Jin Liqun yang telah menjabat selama dua periode. Sri Mulyani, yang menjadi penanya pertama dalam sesi tanya jawab kandidat Presiden, menegaskan pentingnya kepemimpinan AIIB yang mampu menjawab tantangan pembangunan global, khususnya di kawasan Asia.

Dorongan Transformasi dari Indonesia

Dalam forum Governor’s Business Roundtable, Sri Mulyani menyampaikan sejumlah dorongan strategis kepada AIIB. Ia meminta lembaga ini melakukan refleksi mendalam atas pencapaiannya selama 10 tahun, serta memperkuat posisinya di antara bank pembangunan multilateral (MDB).

Menkeu juga menekankan pentingnya peran AIIB dalam membangun ekosistem pembiayaan yang inklusif dan inovatif, termasuk dengan memperluas pembiayaan lokal, jaminan proyek, dan mekanisme blended finance.

“AIIB perlu menjawab: apakah telah memenuhi harapan anggotanya? Apakah siap menghadapi tantangan baru? Dan bagaimana AIIB dapat mempertajam diferensiasi strategisnya dalam ekosistem MDB global,” ujar Sri Mulyani.

Baca :  Pemerintah Tancap Gas Deregulasi Impor, Wamenkeu: Pengawasan Lebih Cepat, Biaya Logistik Lebih Murah

Menkeu juga mendorong AIIB agar lebih aktif dalam mendukung pembangunan infrastruktur cerdas dan digital, sejalan dengan agenda transformasi digital Indonesia. Dukungan terhadap sistem data, digital public goods, dan proyek-proyek hijau menjadi fokus seruan Indonesia dalam membentuk masa depan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Indonesia, Mitra Aktif dan Kontributif

Dalam Opening Ceremony, Sri Mulyani menyampaikan pidato bersama Perdana Menteri RRT dan Presiden AIIB. Ia menegaskan kebanggaan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri dan mitra aktif AIIB. Ia mengapresiasi transformasi AIIB yang kini mengalokasikan lebih dari 50% pembiayaannya untuk proyek terkait iklim, menandai arah baru yang ambisius dalam aksi perubahan iklim global.

“AIIB kini tidak hanya mengikuti arah transisi global, tapi juga mulai memimpinnya,” tegasnya. Ia juga mendorong AIIB untuk meningkatkan pendanaan iklim, mendorong keterlibatan swasta dalam proyek hijau lintas batas, serta memperluas investasi dalam persiapan proyek agar menghasilkan program pembangunan yang berkualitas dan bankable.

Lebih dari itu, Sri Mulyani menyerukan agar AIIB mereformasi strategi pricing-nya agar bisa menawarkan suku bunga yang lebih kompetitif dan memperkuat daya tariknya bagi negara berkembang.

Kolaborasi Bilateral dan Aspirasi Masa Depan

Di sela-sela pertemuan, Menkeu RI juga melakukan pertemuan bilateral, termasuk dengan Presiden AIIB Jin Liqun dan Menkeu Tiongkok Lan Fo’an. Dalam diskusi dengan Jin Liqun, Sri Mulyani menyampaikan apresiasi atas dukungan pembiayaan AIIB ke Indonesia yang telah mencapai USD 5,13 miliar.

Baca :  Jaga Ketahanan Ekonomi Nasional, Pemerintah Longgarkan Kebijakan Impor dan Izin Usaha

Ia juga mengusulkan pembukaan kantor perwakilan AIIB di Indonesia serta peningkatan representasi WNI di jajaran manajemen senior AIIB. Sementara itu, pertemuan dengan Menkeu Tiongkok membahas potensi kerja sama ke depan di bidang perdagangan dan keuangan, termasuk penguatan hubungan melalui AIIB.

Harapan ke Depan: AIIB sebagai Pilar Kawasan

Melalui keterlibatan aktifnya, Indonesia menegaskan harapannya agar AIIB tetap fokus pada kebutuhan kawasan Asia, seperti konektivitas regional, pembiayaan infrastruktur berkelanjutan, dan peningkatan keterlibatan sektor swasta. “Kami yakin AIIB akan terus menjadi mitra terpercaya dalam mendorong kemakmuran kawasan dan ketahanan lintas generasi,” tutup Sri Mulyani.

Selama 10 tahun terakhir, AIIB telah mencatat tonggak penting: dari 57 negara pendiri menjadi 110 anggota, serta menyetujui investasi lebih dari USD 60 miliar di 38 negara. AIIB semakin diakui sebagai lembaga pembangunan yang dibangun oleh kawasan, untuk kawasan, dan bersama kawasan.

Indonesia siap melanjutkan peran strategisnya dalam kemitraan ini demi pembangunan yang adil dan berkelanjutan bagi seluruh bangsa. (deL)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 199 kali