Susi Pudjiastuti. Menteri Kelautan yang Tak Lulus SMA

net

JAKARTA, KB1- Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan nama Susi Pudjiastuti sebagai menteri kelautan dan perikanan. Pemilik Susi Air itu dipilih oleh Presiden Jokowi karena dianggap sudah lama berkecimpung di dunia perikanan dan senang bekerja keras.

Susi muncul di Kompleks Istana Presiden pada Kamis, 23 Oktober 2014 lalu. Usai pertemuan, Susi tidak bersedia berkomentar tentang penunjukannya sebagai menteri.

“Tadi bicara soal penerbangan, tentang penerbangan, perikanan,” ujar Susi dengan singkat dikutip rimanews.

Kemunculan Susi sebagai menteri cukup mengejutkan. Susi kini merupakan pengusaha sukses di bidang penerbangan di bawah bendera Susi Air. Sebelumnya, Susi merupakan pengusaha sukses di bidang perikanan.
Namun, perjalanan bisnis Susi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia memulainya dari bawah sekali sebagai pengepul ikan di Pangandaran, Jawa Barat. Bisnis itu ia tekuni setelah berhenti sekolah.

Tak seperti menteri-menteri lain yang memiliki ijazah dari perguruan terkemuka, Susi justru hanya memiliki ijazah SMP. Sempat mencicipi bangku SMA, tetapi Susi tidak luluas. Ketika duduk di kelas 2 SMA, Susi dikeluarkan dari sekolah karena aktif di gerakan Golput. Ia tidak pernah melanjutkan sekolahnya sejak itu. Susi memilih bekerja menjadi pengepul ikan di Pangandaran.

Baca :  Dua Program Strategis Kemdiktisaintek Dorong Hilirisasi Riset dan Inovasi Nasional 2025

Bisnisnya terus membesar. Pada tahun Pada 1996, Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product. Produk-produk unggulannya adalah lobster dengan merek Susi Brand. Pada 2004, ia memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar untuk mengirimkan lobster dan ikan segar ke Jepang dan Amerika.

Perjalanan bisnis Susi berubah setelah pesawat miliknya digunakan untuk membantu korban tsunami Aceh pada 26 Desember 2004. Dua hari setelah gempa tektonik dan tsunami melanda Aceh dan pantai barat Sumatera, Cessna Susi merupakan pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi.

Ketika bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya itu yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut untuk misi kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan.

Baca :  Sains Harus Dekat, Relevan dan Membumi di Kehidupan Masyarakat

Perusahaannya memiliki 10 pesawat Cessna Grand Caravan, 2 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 45 pesawat terbang beragam jenis.
Kini, Presiden Jokowi memberi penugasan yang berat kepada Susi untuk mengelola perikanan dan kelautan Indonesia. Beban itu sungguh tidak mudah mengingat kabinet pemerintahan Jokowi ingin menitikberatkan sektor maritim.

Susi menghadapi sejumlah tantangan untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Misalnya soal taraf hidup nelayan yang masih sangat rendah, infrastruktur kelautan yang belum memadai, tumpang tindih aturan, dll. Kepada Susi, Jokowi menyerahkan mandat untuk pembenahannya.

“Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti. Beliau adalah wirausahawati, pengusaha keras yang mulai dari nol. Mengusahakan perikanan, beliau mulai jualan ikan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Saya yakin beliau akan membawa kemajuan di bidangnya,” ujar Presiden Joko Widodo saat mengumumkan nama-nama menteri di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Minggu (26/10/2014).

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2454 kali