KalbarOke.com — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan bahwa dunia olahraga Indonesia tidak dibekukan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC). Ia memastikan surat yang dikirim IOC bukanlah bentuk sanksi, melainkan penundaan pembahasan status Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade.
“Surat dari IOC bukan pembekuan olahraga dalam negeri. Itu hanya rekomendasi dan penundaan pembahasan. Indonesia tetap dapat mengirimkan atlet terbaik ke berbagai ajang internasional,” ujar Erick Thohir dalam keterangan resminya di Jakarta.
Sebelumnya, IOC sempat melayangkan surat kepada Indonesia terkait penolakan visa bagi atlet Israel dalam ajang Kejuaraan Dunia Senam Gymnastics World Championships 2025. Dalam surat tersebut, IOC meminta federasi olahraga internasional untuk tidak menyelenggarakan kegiatan olahraga internasional di Indonesia hingga ada klarifikasi resmi.
Namun Erick menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menjalankan Blueprint Olahraga Nasional, termasuk partisipasi aktif dalam ajang internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
“Sesusai arahan Presiden Prabowo, pemerintah fokus pada 17 cabang olahraga unggulan agar penggunaan anggaran lebih efisien dan hasilnya maksimal. Kita hanya akan mengirimkan atlet terbaik dalam setiap kejuaraan,” jelasnya.
Erick juga menyoroti adanya indikasi standar ganda dari IOC. Ia menilai lembaga tersebut bersikap tidak konsisten dalam menanggapi isu politik global di dunia olahraga.
“IOC melarang atlet Rusia dan Belarus ikut ajang internasional karena perang di Ukraina. Tapi ketika menyangkut genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina, IOC seolah tutup mata,” tegasnya.
Pemerintah Indonesia menegaskan akan terus memperjuangkan keadilan dan sportivitas dalam dunia olahraga, tanpa harus tunduk pada tekanan politik global yang tidak seimbang. (*/)







