KalbarOke.com — Terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta dilaporkan masih hidup dan tengah menjalani operasi di rumah sakit. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, usai menjenguk para korban di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Menurut Dasco, terduga pelaku yang disebut berusia 17 tahun mengalami luka cukup parah akibat ledakan yang terjadi di masjid sekolah menjelang salat Jumat. Hingga kini, ia masih dalam penanganan tim medis.
“Dari keterangan dokter di sini, salah satu pasien yang menjalani operasi merupakan terduga pelaku. Usianya masih 17 tahun,” ujar Dasco kepada awak media, Jumat malam (8/11).
Dasco menambahkan, dari sekitar 60 korban yang sempat dilarikan ke RS Islam Cempaka Putih, kini tersisa 28 orang yang masih menjalani perawatan intensif, termasuk terduga pelaku. Dua di antaranya berada dalam kondisi kritis.
“Ada 28 orang yang masih dirawat, dan empat di antaranya harus menjalani operasi, termasuk terduga pelaku,” jelasnya.
Meski demikian, Dasco belum dapat memastikan apakah pelaku merupakan siswa SMAN 72 Jakarta atau berasal dari pihak luar. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut masih menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian.
“Kami belum bisa pastikan asal-usul pelaku. Polisi masih bekerja untuk mengungkap latar belakang dan motifnya,” kata Dasco.
Ledakan yang mengguncang masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, terjadi sekitar pukul 12.10 WIB, beberapa menit sebelum khotbah salat Jumat dimulai. Dua ledakan terdengar berturut-turut, menimbulkan kepanikan di antara jamaah yang sebagian besar siswa dan guru.
Akibat kejadian tersebut, puluhan orang mengalami luka-luka, baik akibat serpihan maupun gelombang kejut ledakan. Petugas medis, kepolisian, dan pemadam kebakaran segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan evakuasi dan penanganan darurat.
Kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan mendalam terkait modus dan bahan peledak yang digunakan, dengan bantuan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri dan Gegana Brimob.
“Penyelidikan terus dilakukan untuk memastikan jenis bahan peledak dan latar belakang pelaku. Semua kemungkinan masih dibuka,” kata salah satu perwira Polda Metro Jaya.
Pihak sekolah belum memberikan keterangan resmi, sementara pemerintah berjanji memberikan pendampingan medis dan psikologis bagi para korban.
Peristiwa ini menambah daftar panjang tragedi di lingkungan pendidikan, sekaligus menjadi peringatan serius tentang pentingnya pengawasan keamanan sekolah dan deteksi dini terhadap potensi ancaman di kalangan pelajar. (*/)






