Tokoh Budaya Ingin Nama Pelabuhan Kijing Mengandung Khasanah Lokal

Tokoh Budaya Mempawah, Gatot Plastik. Foto Tri Yuliansyah

Mempawah – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji, belum lama ini menyampaikan usulan merubah nama Pelabuhan Kijing menjadi Pelabuhan Tanjungpura. Keinginannya bukan tak beralasan, karena kata “Kijing” dalam bahasa Jawa berarti batu nisan. Sehingga menurut dia tak elok menjadi sebuah nama pelabuhan.

Usulan yang disampaikan Orang Nomor Satu di Kalbar ini tidak dipermasalahkan oleh satu di antara Tokoh Budaya Mempawah, Gatot Plastik. Dia juga menyetujui jika nama Pelabuhan Kijing nanti diganti dengan kata yang lebih baik.

Akan tetapi, Gatot meminta, agar nama yang diberikan disesuaikan dengan lokasi tempatnya dibangun. Disesuaikan dengan khasanah lokal yang menjadi identitas Kabupaten Mempawah. Karena menurut dia, karena pembangunan Pelabuhan Kijing berada di Kabupaten Mempawah.

“Nah sebagai kepatuhan dalam arti budayanya sopan santunnya di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Kalo saya sih lebih setuju menggunakan khasanah-khasanah budaya dan nilai-nilai yang ada di Kabupaten Mempawah. Munculnya marwah itu tidaklah luput dari nama,” ungkapnya.

Gatot menyarankan, agar nama yang diberikan berdasarkan nilai dan khasanah lokal. Atau ciri khas dari Kabupaten Mempawah. “Seperti Opu Daeng Menambon, Utin Chandramidi, Galaherang, G.M. Taufik dan lain sebagainya,” sebutnya.

Sebelumnya Sutramdji menginginkan Pelabuhan Kijing, diberikan nama seperti pelabuhan di Pulau Jawa yang banyak menggunakan kata Tanjung. Seperti halnya Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Tanjung Mas. (Uli)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1670 kali