KalbarOke.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melempar tantangan kepada generasi muda untuk mengambil peran nyata dalam menguasai dan menjaga kekayaan laut Indonesia.
Dalam forum Blue Ocean Strategy Fellowship (BOSF) 2025, ia menegaskan bahwa masa depan sektor kelautan dan perikanan, termasuk ketahanan pangan nasional, bergantung pada inovasi, keberanian, dan aksi nyata anak muda hari ini.
“Laut kita bukan hanya masa lalu dan masa kini, tetapi masa depan. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia punya tanggung jawab dan peluang besar untuk membuktikan bahwa laut bisa menjadi motor ekonomi nasional tanpa merusak ekosistem,” ujar Trenggono saat memberikan kuliah umum di Public Lecture perdana Blue Ocean Strategy Fellowship (BOSF) di The Atrium, Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Jumat 8 Agustus 2025.
Acara bertema “Unlocking the Blue Economy for Sustainable Marine Ecosystem in Indonesia” ini dihadiri lebih dari 300 peserta dari mahasiswa, akademisi, komunitas muda, hingga publik. Dalam kesempatan tersebut, Trenggono dianugerahi gelar Distinguished Fellow BOSF sebagai pengakuan atas kepemimpinannya di bidang kebijakan kelautan global.
Ia menyoroti tantangan global seperti krisis pangan, perubahan iklim, dan tekanan pada keanekaragaman hayati laut. Menurut data FAO dan WEF, populasi dunia yang diproyeksikan mencapai 9,7 miliar jiwa pada 2050 akan mendorong kebutuhan protein global hingga 70 persen, sementara sistem pangan darat diprediksi tidak mampu mencukupinya.
“Ekonomi biru bukan sekadar strategi pembangunan, tapi komitmen moral untuk menjaga laut bagi generasi mendatang. Blue food adalah jawaban kita untuk menyeimbangkan pembangunan dan keberlanjutan,” tegasnya.
KKP, lanjut Trenggono, telah menetapkan lima kebijakan prioritas ekonomi biru yang fokus menjaga ekologi sekaligus meningkatkan kesejahteraan nelayan, produktivitas perikanan, dan posisi Indonesia di rantai pasok pangan global berkelanjutan.
Ajang Adu Inovasi Generasi Muda
Rangkaian BOSF dimulai dengan kompetisi ide nasional yang diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai daerah. Sepuluh finalis mempresentasikan gagasan inovatif berbasis data di hadapan Menteri Trenggono.
Juara pertama diraih Maryanto Banobe (Universitas Kristen Satya Wacana) dengan inovasi Briket Substitusi Cangkang Teritip. Juara kedua, Putri A. Ifada (Universitas Airlangga), dengan Seeshark, platform identifikasi spesies hiu. Juara ketiga, M. Shidqy Yudistira (Universitas Padjadjaran), mengusung gagasan Garam Laut Bersih untuk Indonesia Mandiri (Garamin).
“Karya-karya ini membuktikan bahwa masa depan laut Indonesia ada di tangan anak muda seperti kalian. Terus belajar, berinovasi, dan jangan takut mencoba hal baru,” pesan Trenggono.
Co-Chair BOSF sekaligus Presiden Sampoerna University, Marshall Schott, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem laut yang berkelanjutan. “Ide-ide dari BOSF sangat relevan membentuk kebijakan visioner dan strategi industri yang siap menghadapi masa depan,” ujarnya. (*/)
Artikel ini telah dibaca 40 kali