KalbarOke.com — Kiprah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia kembali mencuri perhatian dunia. Pada ajang Korea Import Fair (KIF) 2025 yang digelar di COEX Convention Center, Seoul, Korea Selatan, sebanyak 30 UMKM Indonesia berhasil mencatatkan potensi transaksi ekspor senilai USD 1,67 juta atau setara Rp27,05 miliar.
Pameran ini berlangsung pada 7–9 Juli 2025 dan mempertemukan pelaku usaha dari berbagai negara dengan importir besar Korea Selatan.
“Angka ini membuktikan tingginya minat pasar internasional, khususnya Korea Selatan, terhadap produk-produk unggulan Indonesia. Ini menjadi langkah strategis untuk memperluas penetrasi pasar global bagi UMKM kita,” ujar Atase Perdagangan RI Seoul, Roesfitawati.
Didukung oleh PT Pertamina (Persero), Paviliun Indonesia hadir dengan desain menarik di atas lahan seluas 36 meter persegi dan resmi dibuka oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Seoul Ali Andika Wardhana. Selama tiga hari penyelenggaraan, Paviliun Indonesia dikunjungi oleh 1.650 pengunjung.
Beragam produk unggulan dipamerkan, mulai dari makanan dan minuman olahan, kopi, teh, kerajinan tangan, hingga aksesori dan dekorasi rumah. Produk seperti kakao olahan, keripik pisang, abon sapi, dan kopi specialty menjadi favorit pengunjung.
Tak hanya itu, sejumlah pembeli meminta katalog dan harga produk untuk produk sambal, keripik tempe, gula palem, madu, bros, serta perawatan tubuh seperti sabun dan body butter.
“Untuk menindaklanjuti potensi ini, kami akan terus memantau proses negosiasi dan penjajakan antara UMKM dan para buyer melalui kerja sama dengan Pertamina,” tambah Roesfitawati.
Menariknya, Paviliun Indonesia juga mengadakan Indonesian Coffee Testing and Seminar pada 8 Juli 2025, bekerja sama dengan Coffee Critics Association (CCA) Korea Selatan dan dihadiri oleh 15 pebisnis kopi terkemuka.
Menurut Roesfitawati, partisipasi Indonesia di KIF 2025 adalah bagian dari strategi besar untuk memperkuat eksistensi produk Indonesia di pasar Korea. Pameran ini juga menjadi tindak lanjut dari kunjungan dagang Korea Selatan ke Indonesia pada Januari 2025 lalu yang diinisiasi oleh Korea Importers Association (KOIMA) dan ASEAN-Korea Centre.
“Undangan dari KOIMA ini menunjukkan keseriusan kedua negara dalam mempererat hubungan dagang. Kami optimistis kerja sama ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi pelaku usaha Indonesia,” ujarnya.
Salah satu peserta pameran, Felia Jasmin dari PT Mandala Prima Makmur, menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan pemerintah. “Kami berharap ini menjadi awal dari masuknya produk kami ke pasar Korea dan terbukanya peluang kemitraan bisnis jangka panjang.”
KIF 2025 diikuti lebih dari 200 perusahaan dari 40 negara dan berhasil menarik total 167.456 pengunjung dari berbagai belahan dunia. Sebagai pameran skala internasional berbasis business-to-business (B2B), KIF menjadi ajang penting untuk memperluas jaringan bisnis lintas negara.
Sekilas Perdagangan Indonesia–Korea Selatan:
Pada periode Januari—Mei 2025, total perdagangan Indonesia-Korea Selatan mencapai USD 7,68 miliar. Ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar USD 4,12 miliar, sementara impornya USD 3,55 miliar, sehingga mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD 569,60 juta.
Untuk sektor nonmigas, perdagangan kedua negara mencapai USD 6,99 miliar, dengan surplus sebesar USD 164,80 juta. Komoditas utama ekspor Indonesia meliputi batu bara, aluminium, minyak sayur, feronikel, hingga perangkat elektronik. (*/)
Artikel ini telah dibaca 24 kali