KalbarOke.Com – Universitas Widya Dharma Pontianak (UWDP) menyelenggarakan acara Yudisium yang dihadiri oleh sekitar 880 calon wisudawan/wisudawati serta total 1.000 hadirin, termasuk dosen dan undangan. Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Krisantus Kurniawan, hadir dan memberikan sambutan di Q Hall Hotel Qubu Resort pada Minggu (26/10/2025).
Dalam pidatonya, Wagub Krisantus mengajak para lulusan untuk terus mengasah diri dan tidak cepat berpuas diri dengan kesuksesan akademik di kampus. Ia memberikan apresiasi, terutama kepada lulusan wanita yang mendominasi barisan peraih predikat pujian, namun ia mengingatkan bahwa realitas lapangan sangat berbeda dengan teori di kampus.
“Jangan hanya juara di kampus. Jangan hanya juara akademik. Praktik dan teori di kampus sangat jauh berbeda dengan realita lapangan,” pesannya.
Ia menekankan bahwa tantangan nasional dan global menanti. Oleh karena itu, lulusan didorong untuk memperluas konektivitas, memperdalam ilmu pengetahuan di luar jurusan, serta memanfaatkan literasi digital secara produktif untuk menghadapi masyarakat secara komprehensif.
Sebagai tokoh yang pernah menjabat di kursi legislatif, Wagub Krisantus melontarkan kritik keras terhadap praktik penyerapan tenaga kerja yang dilakukan oleh banyak perusahaan, khususnya di Kalbar. Ia menegaskan bahwa investasi perusahaan harus berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat, terutama dalam hal menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan tingkat pendidikan lulusan.
Wagub secara eksplisit menolak menganggap pekerjaan kasar sebagai bentuk penyerapan tenaga kerja yang sesungguhnya bagi seorang sarjana.
“Mereka [lulusan sarjana] tukang panen, Pak. Mereka tukang pupuk, Pak. Mereka tukang cangkul, Pak. Itu bukan penyerapan tenaga kerja,” ujarnya.
Menurut definisinya, penyerapan tenaga kerja yang diakui adalah “menyerap tenaga-tenaga terampil yang sudah memiliki pendidikan seperti adik-adik sekalian.”
Krisantus menegaskan keinginannya agar lulusan perguruan tinggi dapat bekerja sesuai dengan keahlian mereka (the right man on the right place), dan tidak berakhir sebagai buruh kelapa sawit (tukang dodos sawit).
Selain kritik soal ketenagakerjaan, Wagub Krisantus juga menyinggung perkembangan pesat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ia mengingatkan para lulusan bahwa teknologi memiliki sifat dualitas: dapat “memanusiakan” sekaligus “mematikan” manusia.
Secara positif, TIK menawarkan peluang besar untuk belajar bahasa asing (seperti Inggris dan Mandarin), mengakses informasi politik global, serta berbisnis secara modern.
Namun, ia juga mewanti-wanti aspek negatif yang perlu dihindari, termasuk kemudahan akses terhadap perjudian daring (seperti sabung ayam, gim daring yang mengarah pada taruhan, dan togel), risiko jeratan pinjaman online (Pinjol), serta risiko sosial lainnya.
“Literasi digital yang produktif adalah kunci agar Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat membawa manfaat besar bagi kehidupan,” pungkasnya, menekankan pentingnya bagi para lulusan untuk tidak kaku, memperluas pergaulan, dan terus mencari koneksi di tengah ketatnya kompetisi di dunia kerja.







