Warga Pontianak Barat: Kami Iri dengan Perhatian Pemerintah di Kecamatan Lain

Herfin Yulianto, Pegian Soial dan Wisata. | Warga Pontianak Barat: Kami Iri dengan Perhatian Pemerintah di Kecamatan Lain.

KalbarOke.Com — Warga di Kecamatan Pontianak Barat merasa iri dengan masifnya pengembangan potensi wisata dan ruang publik yang dilakukan pemerintah di kecamatan lain. Warga berharap pemerintah kota juga menaruh perhatian lebih pada kekayaan lokal di wilayah mereka, agar tidak kalah gaung dengan kecamatan-kecamatan yang sudah lebih dulu populer.

Aspirasi ini disampaikan oleh Herfin Yulianto, seorang pegiat sosial wisata dan penulis yang kini fokus pada pengembangan potensi di Pontianak Barat, Selasa sore (23/9/25). Herfin, yang juga mengelola bisnis rental sepeda, sering menjelajahi wilayahnya dan mendapati banyak potensi yang belum terjamah oleh tangan pemerintah.

Pontianak Barat Punya Banyak “Spot Rahasia” yang Potensial

Selama ini, menurut Herfin, banyak ruang publik yang muncul di Pontianak Barat justru lahir dari kreativitas masyarakat secara mandiri, tanpa intervensi pemerintah. Hal ini berbeda dengan kondisi di pusat kota, seperti di kawasan Korem atau Tambelan Sampit, yang mendapat banyak dukungan dari pemerintah.

Baca :  Jukir Liar di Pusat Oleh-Oleh PSP Diamanakan Pungut Biaya Parkir di Kawasan Gratis

“Banyak warga kampung curhat, kenapa sungai di tempat kita tidak seperti di Korem atau Tambelan Sampit?” ujar Herfin.

Ia menambahkan, di Pontianak Barat, khususnya di kawasan Jeruju, terdapat banyak “spot rahasia” di balik gang-gang sempit yang memiliki pemandangan tepi sungai Kapuas yang indah.

Tempat-tempat itu sering dimanfaatkan warga sebagai lokasi memancing atau bersantai. Namun, spot-spot ini tidak memiliki fasilitas memadai seperti waterfront yang dibangun pemerintah.

Lebih dari Waterfront, Butuh Ruang Publik yang Beragam

Herfin menegaskan bahwa Pontianak Barat tidak harus selalu memiliki waterfront yang sama dengan di pusat kota. Ia melihat banyak jenis ruang publik lain yang bisa dikembangkan, misalnya tempat-tempat khusus untuk pemancingan di pinggir sungai atau area kuliner yang terpusat.

Selain itu, ia juga menyoroti potensi lain yang belum terangkat, seperti kuliner kampung dan pusat lelong (perdagangan pakaian bekas impor) yang dikenal sebagai ikon Pontianak Barat. Sayangnya, kekayaan ini belum pernah dipromosikan secara luas.

Baca :  Wacana Insentif Agar Pelaku Usaha ‘Mau’ Pindah dari Pontianak ke Kijing

Harapan untuk Pemerintah Kota: Pembangunan yang Merata

Herfin, yang sebelumnya aktif mengelola destinasi wisata di Pecinan dan DPD Asita Kalbar, kini memilih untuk memusatkan perhatiannya pada kampung halaman sendiri. Ia berharap pemerintah bisa memfokuskan sebagian perhatian dan sumber daya untuk mengembangkan Pontianak Barat, agar potensinya bisa terpublikasi luas.

“Motor publikasi ini kan pemerintah. Mereka harusnya mengadakan kegiatan di sini agar terpublikasi,” katanya.

Dengan perhatian yang lebih serius dari pemerintah, Herfin dan warga Pontianak Barat berharap kampung mereka dapat memiliki gaung yang sama, bahkan lebih, dibanding kecamatan-kecamatan lain.

Pengembangan yang merata ini tidak hanya akan meningkatkan pariwisata, tetapi juga ekonomi kreatif dan kesejahteraan masyarakat di Pontianak Barat.