PONTIANAK, KB1 – Pemanasan global atau global warming merupakan salah satu permasalahan yang menjadi fokus para aktifis lingkungan hingga tingkat internasional. Sebab efek dan dampak negatif yang ditimbulkan, kini bukan hanya sekedar teori. Anomali cuaca dan peningkatan suhu bumi sudah mulai dirasakan termasuk di Kalimantan Barat.
Aktivis Walhi Kalbar Hendrikus Adam mengatakan meningkatnya aktifitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor dan aktifitas industri yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi salah satu penyebab utama akumulasi gas karbon di atmosfer bumi.
“Kondisi ini diperparah dengan berkurangnya agen penyerap karbon alami yaitu tumbuh-tumbuhan akibat konversi hutan menjadi kawasan non vegetasi,” kata Adam kepada kalbarsatu.com, Jumat (5/12/2014).
Menurut dia, dampak dari degradasi lingkungan secara langsung dirasakan oleh komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan itu sendiri. “Yah anomali cuaca dan meningkatnya intensitas banjir merupakan salah satu contoh dari rusaknya keseimbangan alami lingkungan,” ungkapnya.
Secara alami, lanjut Adam, lingkungan memang memiliki kemampuan selfpurifikasi atau proses untuk memulihkan diri setelah mengalami gangguan. Namun dia menganggap kemampuan tersebut kalah jauh dibandingkan proses pengrusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas manusia.
“Oleh sebab itu, semua pihak mesti menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dalam diri masing-masing, agar setiap tindakan yang dilakukan bersahabat dengan lingkungan,” pintanya. (Tan/02)
Artikel ini telah dibaca 1613 kali