Pontianak – Banyaknya penyelanggara pemilu gugur saat menjalankan tugas di Pemilu 2019 lalu menjadi perhatian khusus semua pihak. Satu diantaranya Kelompok Kerja (Pokja) Rumah Demokrasi. Ketua Umum Kelompok Kerja (Pokja) Rumah Demokrasi, Zainudin Kismit meminta semua pihak bersikap bijak menanggapi informasi atas isu meninggalnya para petugas penyelenggara Pemilu serentak Tahun 2019.
Menurut dia, pada proses pemilu kali ini harus ada kesan demokrasi yang baik. Di mana narasi – narasi yang dibangun jangan sampai menimbulkan trauma demokrasi kepada para keluarga petugas penyelenggara pemilu yang meninggal.
Sejauh ini isu ramainya petugas meninggal sangat sulit dibendung. Bahkan informasi yang beredar di Media Sosial tidak sedikit yang perlu diverifikasi kebenarannya. Apalagi sudah ada informasi yang bersifat disinformasi dan hoax. Diperparah lagi dengan kondisi banyaknya asumsi-asumsi berkaitan dengan yang meninggal.
“Kalau ada pertanyaan mengenai penyebab meninggalnya para petugas. Menurut saya itu wajar saja, apalagi lebih dari 500’an orang yang telah meninggal karena Pemilu 2019. Namun, kita juga tidak boleh melupakan para keluarga yang ditinggalkan, semuanya harus menjaga perasaan mereka yang saat ini sedang berduka. Jangan sampai asumsi-asumsi yang dibangun di ruang publik malah memberikan beban kepada pihak keluarga,” tuturnya.
Masyarakat harus cerdas menyaring informasi terkait isu-isu sensitif. Jangan sampai pertanyaan-pertanyaan masyarakat itu dipolitisasi secara berlebihan. Sehingga menimbulkan perdebatan yang tidak sehat. Sebaiknya masyarakat menerima informasi dari sumber yang benar, jangan sampai belum diketahui kebenarannya masyarakat sudah menshare informasi tersebut.
“Elit-elit politik juga harus menghimbau pendukungnya untuk bersikap tenang. Jangan malah berasumsi atau membangun opini di ruang publik yang malah memperlebar masalah. Penting juga asumsi-asumsi yang dibangun di publik harus disampaikan secara utuh. Sehingga masyarakat menerima informasi yang benar dan tidak membingungkan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, tambahnya, Penyelenggara Pemilu harus merangkul tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan sebagainya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai isu-isu yang berkembang sejauh ini. Karena bagaimanapun tokoh-tokoh tersebut punya kedekatan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat arus bawah. (Ata)
Artikel ini telah dibaca 1981 kali