Indeks

Bukti Kebenaran dan Kedahsyatan Islam dalam Prespektif Matematika

ILUSTRASI MATEMATIKA. Chuk Yong/Pixabay

Islam adalah agama yang hanya mengimani satu Tuhan, yaitu Allah Subhanahuwata’ala. Pengikut ajaran Islam disebut Muslim. Kitab suci umat Islam adalah Al-Qur’an Al-Karim.

Al-Qur’an merupakan suatu kitab yang sangat kompleks, dengan cakupan dunia dan akhirat. Selain memuat perintah dan larangan Allah, Al-Qur’an juga memuat berbagai ilmu pengetahuan (sains), baik secara tersurat, maupun tersirat. Seluruh ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam Al-Qur’an semata-mata adalah cara Allah untuk menunjukkan kebenarandari Al-Qur’an itu sendiri.

Satu diantara ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam Al-Qur’an adalah ilmu matematika. Banyak orang mengira bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan oleh ilmuan barat sehingga tidak mengandung nilai-nilai spiritual. Namun, menurut Abdussyakir dalam bukunya yang berjudul “Ketika Kyai Mengajar Matematika”  matematika merupakan ilmu yang berhubungan erat dengan spiritual umat Islam, akrab dengan Al-Qur’an, serta dapat menjadi ‘jalan’ dalam mencapai manfaat dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Tidak hanya itu, ilmuan barat juga mengakui kontribusi islam dalam membangun sejarah peradaban matematika. Sebagaimana yang dikatakan JJ O’Connor dan EF Robertson bahwa “Dunia ini memiliki hutang pada matematikawan muslim.”

Matematika adalah suatu ilmu yang sangat unik. Ia berada pada posisi di antara dunia nyata dan ghaib. Matematika tidak berada di dunia nyata sehingga objek matematika bersifat abstrak dan tidak pula berada di dunia ghaib sehingga objek matematika bukan suatu penampakan. Membawa objek dunia nyata ke dalam bahasa matematika disebut dengan ‘abstraksi’. Dan mewujudkan matematika dalam dunia nyata disebut ‘aplikasi’.

Matematika Islam adalah disiplin ilmu matematika yang menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai postulat. Sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Artinya : “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang dengan keduanya. Yaitu Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah-ku”. (HR Muslim).

Oleh karena itu, di dalam Matematika Islam, kita tidak perlu membuktikan kebenaran suatu data yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, karena nanti dalam perjalanannya, Matematika Islam sendiri yang seolah membuktikan kebenaran dari Firman Allah dan Sunnah Rasulullah.

Di dalam Al-Qur’an, ada dua ayat berurutan yang diakhir ayatnya terdapat pernyataaan: “Sesungguhnya di dalam itu ada tanda-tanda untuk kaum yang berpikir.” Kemudian pada ayat selanjutnya : “Sesungguhnya di dalam itu ada tanda-tanda bagi kaum yang berakal”.

Ayat tentang akal:

وَفِي ٱلۡأَرۡضِ قِطَعٞ مُّتَجَٰوِرَٰتٞ وَجَنَّٰتٞ مِّنۡ أَعۡنَٰبٖ وَزَرۡعٞ وَنَخِيلٞ صِنۡوَانٞ وَغَيۡرُ صِنۡوَانٖ يُسۡقَىٰ بِمَآءٖ وَٰحِدٖ وَنُفَضِّلُ بَعۡضَهَا عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلۡأُكُلِۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ

Artinya : “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama, tapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sesungguhnya, di dalam itu ada tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal.” (Q.S. Ar-Ra’d, ayat ke-4)

Contoh soal akal yang kita akali :

Jika Fauzan mempunyai kertas dengan ketebalan 0,5 mm, kemudian Ia kali 500, maka pertanyaannya berapa kah tinggi kertas Fauzan jika ditumpuk?

Jawabannya adalah, 0,5 mm × 500 = 250 mm atau 25 cm (1/4 m)

 

Ayat tentang pikir:

وَهُوَ ٱلَّذِي مَدَّ ٱلۡأَرۡضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِيَ وَأَنۡهَٰرٗاۖ وَمِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ جَعَلَ فِيهَا زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ٱلنَّهَارَۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya : “Dan Dia menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya, di dalam itu ada tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (Q.S. Ar-Ra’d, ayat ke-3)

Terlihat di atas bahwa ayat tentang berpikir lebih sulit daripada tentang akal. Mari kita lihat contoh soal pikir yang kita akali:

Jika Akbar mempunyai selembar kertas yang sangat tipis, yaitu sekiar 0,001 mm (1/1.000 mm). Kemudian kertas tersebut dipotong menjadi dua bagian, hasil potongannya di dempetkan dan dipotong menjadi dua bagiansekaligus, kemudian di dempetkan lagi dan dipotong menjadi dua bagian sekaligus, dan seterusnya. Pertanyaannya, berapakah kira-kira tinggi kertas Akbar jika ditumpuk setelah pemotongan yang ke 50? Apakah sekitar 1 meter? Atau < 1 meter?

Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa kertas tersebut memiliki tinggi yang naik terus kelangit hingga melewati bulan, apakah anda percaya? Mari kita coba hitung.

  1. Potongan pertama = 1 + 1   = 2 = 21
  2. Potongan kedua    = 2 + 2   = 4 = 22
  3. Potongan ketiga    = 4 + 4   = 8 = 23
  4. …                          =  …        = 2
  5. Potongan ke-50 = …            = 250=125.899.900.000.000

Karena tebal kertas itu 1/1.000 mm, maka tinggi tumpukan kertas Akbar :
= 1/1.000 mm × 1.125.899.900.000.000
= 1.125.899.900.000 mm
= 1.125.899.900 m
= 1.125.899,9 km

Padahal, berdasarkan data NASA (di website resminya), tinggi bulan dari bumi hanya 384.400 km. Terlihat jelas betapa besar kesalahan yang terjadi akibat soal pikiran kita akal-akalkan.

K.H. Fahmi Basya mengatakan “dan jangan demikian mudah mengatakan ‘sayapikir’, padahal kita belum berpikir. Dan jangan mudah mengatakan ‘tidak masu kakal’, padahal Ia memang hal yang tidak pernah masu kakal.

Berikut beberapa ilmu matematika yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad;

  • Angka 1

Di dalam ilmu matematika, angka 1 merupakan angka yang sangat unik. Angka ini terjadi begitu saja, tetapi dapat menciptakan semua angka. Contoh, 0 = 1-1, 1 = 1+0, 2 = 1+1, 5 = 1+4, 9 = 1+8, dan seterusnya. Angka inilah yang menjadi cikal bakal angka lain dalam ilmu matematika.

Di dalam Islam, angka 1 merupakan cerminan dari sifat Allah Subhanawata’ala. Allah itu tunggal, Esa, tidak berasal dari apa pun, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Allah tidak diciptakan, melainkan yang Maha Menciptakan. Segala sesuatu yang berada di alam semesta merupakan hasil ciptaan Allah SWT.

  • Konsep Pembagian dalam Bersedekah

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan Allah mahaluas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah, ayat ke-261)

Konsep sedekah dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

  • Adam dan Isa

إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٖ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Artinya : “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ‘Jadilah’ (seorang manusia), maka jadilah dia.” (Q.S. Ali ‘Imran ayat ke-59)

Pada ayat ini Allah berfirman bahwa permisalan Nabi Isa dihadapan Allah sama dengan Nabi Adam. Allah berfirma, “Kunfayakun” maka jadilah Nabi Isa ‘alaihissalam. Jadi, kita tahu bahwa Nabi Isa diciptakan dengan mukjizat Allah dan begitu pula Nabi Adam yang juga diciptakan dengan mukjizat Allah.

Ketika Allah berfriman “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.” Maka Allah mengatakan bahwa Adam dan Isa adalah sama penciptaannya. Namun, jika kita menghitung kata Isa ‘alaihissalam di dalam Al-Qur’an, maka Ia (Isa) disebutkan sebanya 25 kali. Dan jika kita menghitung kata Adam ‘alaihissalamdalam di Al-Qur’an, maka Ia (Adam) juga disebutkan sebanyak 25 kali. Jadi, pernyataan “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam,” tersebut secara arti adalah benar dan secara penyebutan juga benar. Menurut Pendakwah Islam (da i) asal Mumbai, dr. Zakir Naik, Itulah satu diantara bukti keteraturan dalam kitab suci Al-Qur’an.

  • Kegelapan dan Cahaya

Selain ayat di atas, Al-Qur’an juga menyebutkan bahwa kegelapan berbeda dengan cahaya. Allah berfirman:

وَلَا ٱلظُّلُمَٰتُ وَلَا ٱلنُّورُ

Artinya : “dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya.” (Q.S. Fatir ayat ke-20)

Jika kita meneliti Al-Qur’an, kata gelap gulita (kegelapan) atau ‘zulumat’ disebutkan Allah sebanyak 13 kali, dan kata cahaya atau ‘nuur’ disebutkan Allah sekitar 12 kali. Sacara arti, kegelapan tentu tidak mungkin sama dengan cahaya. Namun, secara perhitungan, Al-Qur’an juga menyebutkannya secara berbeda (tidak sama).

ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ هُدٗى لِّلۡمُتَّقِينَ . ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ

Artinya : “Kitab (Al Quran)ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka”. (Q.S. Al-Baqarah ayat ke-3)

Berdasarkan ayat di atas, Allah sendiri yang menegaskan bahwa tidak ada keraguan sedikitpun pada Islam (Al-Qur’an), dan Islam adalah agama petunjuk dari Allah untuk orang-orang yang bertaqwa.

Wallahu A’lam Bisshowab. (Red/02)

Penulis : Bima Panjiwinata (Mahasiswa Prodi S1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.)

 SUMBER REFERENSI :

  1. Basya, Fahmi. 2004. Matematika Islam. Jakarta: Republika.
  2. F., Akmad dan A. Asianto. 2007. Ensiklopedi Matematika 3. Jakarta: Satu buku
  3. Kurniawan, Dede. 2009. Kumpulan Hadits Pilihan Bukhari Muslim For Kids. Bandung: PT Mizan Pustaka.
  4. Marpaung, Watni. 2015. Pengantar Ilmu Falak. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
  5. Rijal Hamid, Syamsul. 2013. Buku Pintar Hadits Edisi Revisi. Jakarta: PT BIP.
  6. Salma Alif Sampayya, Abah. 2007. Keseimbangan Matematika di dalam Al-Qur’an. Jakarta: Republika.
  7. Panjiwinata, Bima. 2019. Ada Apa Dengan MASSA? (Matematika, Sains, dan Islam). Pontianak: Pustaka One.
  8. “Cerdas, Pertanyaan Rumit Mahasiswa Komputer Dijawab dr. Zakir Naik”, dalam www.youtube.com diakses pada tanggal 20 April 2021.
  9. “Ini Dia 5 Rumus Matematika yang Harmonis Dengan Nilai Islam”, dalam www.datdut.com diakses pada tanggal 20 April 2021.
  10. “Tiga Matematikawan Muslim yang Berjasa untuk Dunia”, dalam www.republika.co.id diakses pada tanggal 20 April 2021.
Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1583 kali

Exit mobile version