Indeks

Cara Menjadi Pribadi yang Mudah Didengar dan Disetujui Orang Lain

Mario Teguh (Motivator Nasional)

Jakarta – Mario Teguh memberikan kita tips agar kita bisa meraih kesukesan, dengan menjadi seseorang yang mudah didengar dan disetujui oleh orang lain. Nah penasaran kan bagaimana caranya. Berikut ini tipsnya dari Mario Teguh.

Ketahuilah Apa yang Membuat Anda Didengarkan dan Apa yang Ingin Orang Dengarkan

Pertama tama dalam sebuah videonya di Youtube, Mario membahas tentang bagaimana cara agar omongan kita mau didengarkan. Menurut Mario kebiasaan kita terlalu banyak berbicara biasanya menjadikan kita tidak pantas didengar.

Kemudian Ia juga menjelaskan bahwa setiap orang punya kualitas nilai dengar berbeda. Ada orang yang punya nilai dengar tinggi dan ada pula orang yang kualitasnya bernilai dengar rendah. “Kerendahan nilai dengar itu tidak ada hubungannya dengan tingginya pangkat seseorang. Ada orang pangkatnya tinggi sekali tapi nilai dengarnya rendah, sampai ditinggal tidur,” ujarnya.

“Ada pula orang biasa tapi nilai dengarnya tinggi sekali. Berpakaian biasa, penampilannya biasa, tapi kalau bicara kok seperti ada dorongan yang mengharuskan kita mendengarkan,” kata Mario. Nah orang seperti ini menurut Mario dikarenakan nila dengarnya yang tinggi. Dengan maksud lain orang seperti ini mau mendengar sebelum bicara.

Oleh karena itu menurut Mario Teguh, jika Anda punya waktu untuk sendiri, maka cobalah dalam kesendirian itu Anda merenung dan bertanya kepada diri sendiri. “Merenunglah dan berfikir bertanya kepada diri kita sendiri, apa sih yang membuat aku didengarkan?,” kata Mario dalam videonya.

Saat kita bertanya seperti itu kepada diri kita sendiri, maka otomatis kata Mario kita akan melihat ke orang yang mau mendengarkan kita. “Setelah itu lontarkan pula dalam fikiran anda pertanyaan, Apa sih yang membuat mereka mau mendengarkan Aku,” jelasnya.

Dikatakan Mario, sebenarnya waktu kita berhadapan dengan orang kita tidak boleh siap siap untuk bicara. Karena belum tentu pembicaraan yang telah kita siapkan ada hubungannya dengan ketertarikan orang untuk mendengar kita. Karena itu di dalam pergaulan, kita mesti berlatih untuk mendengarkan dan menilai dahulu apa yang orang bicarakan.

“Diam dulu dalam sebuah pergaulan, mendengarkan dulu, mengangguk, tersenyum, dan menilai kata kata yang penting bagi orang tersebut,” ujar Mario.

Misalnya orang tersebut selalu bicara uang uang uang, bicara utang, bicara istri yang tak bisa berhemat. Nah dari bicaranya orang tersebut tentu kita bisa menilai dan menyimpulkan bahwa konsennya atau ketertarikannya adalah tentang uang.

Cara Menyampaikan/Berbicara
“Kalau tahu konsennya orang bicara uang, coba deh Anda ngomong begini; ada nih cara sederhana untuk menambah pendapatan (tanpa melihat ke arah orang tersebut). Dia akan tanya; seperti apa itu? ,” kata Mario.

Dengan bicara seperti itu, tanpa melihat ke arah orang tersebut menurut Mario akan semakin menarik Dia untuk mendengarkan. Dan sebaliknya pula, Jika kita bicara langsung ke arah orang tersebut kita bisa saja membuatnya malu tentang uang. “Dia tidak boleh dibuat kehilangan wajah tentang uang,” jelas Mario.

Karena itu menurt Mario Teguh, mengetahui yang diinginkan seseorang lebih penting daripada kemapuan kita bicara. Dan setelah kita jelas mengetahui tentang yang diingkan orang maka kita juga harus pandai menemukan cara untuk menyampaikan pembicaraan kita, yang kita ketahui.

“Dengan itu mudah-mudahan kita didengarkan,” kata Mario. Lalu bagaimana caranya bisa disetujui waktu kita menyampaikan itu?

Perhatikan Tanda pada Lawan Bicara
Diistilahkan Mario, kalau kita mengukur kedalaman sumur yang gelap yang tak bisa kita lihat dalamnya, itu caranya lempar batu. “Kalau batu dilempar bunyinnya (jatuhnya) cepat berarti sumur itu tidak dalaml. Tapi kalau bunyi jatuhnya lama, nah itu berarti dalam,” ujarnya.

Maksud Mario dari Istilah tesebut, bisa dikiaskan juga saat kita menyampaikan omongan dengan orang yang jadi lawan bicara. Menurutnya apabila kita menyampaikan sesuatu ke orang, maka tanda tanda orang tersebut memahami dan menyetejui bisa dilihat dari berbagai macam tanda.

“Jadi waktu kita bicara plungnya cepet, itu (lawan bicara) ngagguknya cepat. Kalau Dia nggak mengagguk, cek matanya kedipkan nggak. Kalau matanya berkedip, kedipan mata orang tersebut menandakan pengertian. Kemudian apakah ketika katakan sesuatu kepalanya miring? (kalau miring) berarti menerima. Atau orang menghela nafas, atau merenung itu berarti tanda tanda menerima,” jelas Mario.

Jika tanda tanda tersebut selalu muncul setiap kali kita menjelaskan, maka menurut Mario Teguh yakin lah terakhir apa yang kita minta akan disetejui oleh lawan bicara kita.

Kalau kita tidak memperhatikan tanda tanda tersebut, atau tanda tanda akan menerima tidak ada pada lawan bicara, maka ada yang salah dengan cara bicara kita.

“Sederhana. Kenali dulu apa yang membuat orang mau mendengar. Ketahui apakah anda tahu yang Anda sampaikan. Ketahui dan latih cara menyampaikannya. Lalu startegi untuk memelihara persetjuan, dari pesetjuan kecil (tanda mengangguk, dsb.) ke persetjuan besar,” tutup Mario Teguh. (Aw/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1460 kali

Exit mobile version