KalbarOKe.com – Perayaan Hari Bhayangkara ke-79 Tahun tak hanya dipenuhi atraksi seremonial dan teknologi canggih. Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, musik jalanan justru jadi magnet tersendiri. Lapangan Museum Fatahilah, Kota Tua, Jakarta, Minggu 29 Juni 2025, disulap menjadi panggung ekspresi bagi 20 musisi jalanan terbaik dari seluruh Indonesia.
Festival Musik Jalanan yang digelar atas kolaborasi Polri dan Polda Metro Jaya bersama Institut Musik Jalanan (IMJ) ini sukses menyedot perhatian publik. Gitar, cajon, harmonika, dan suara-suara merdu mengalun di antara bangunan kolonial, memberi napas baru pada semangat Bhayangkara tahun ini.
“Malam ini kami hadirkan 20 musisi jalanan terbaik agar masyarakat bisa melihat langsung kualitas mereka. Mereka bukan pengamen sembarangan,” ujar Andi Melawa, perwakilan IMJ, di sela acara.
Dari Lampu Merah ke Panggung Resmi: Musisi Jalanan Kini Legal dan Diakui
Festival ini bukan sekadar hiburan, tapi juga penanda perubahan besar. Sejak 26 Mei 2022, musisi jalanan telah diakui sebagai ‘Sobat Polri’—pengakuan negara terhadap profesi mereka sebagai bagian dari ekosistem budaya urban. Kini, mereka tak lagi harus berkarya di lampu merah atau pasar, tapi tampil di ruang-ruang publik yang sah.
“Ini bentuk nyata komitmen Polri dalam mendukung seni jalanan agar lebih tertata, inklusif, dan profesional,” lanjut Andi.
Musisi yang tampil malam itu telah melalui proses kurasi ketat. Bahkan penyandang disabilitas pun mendapat ruang berekspresi setara. Mereka kini bisa tampil di stasiun KRL, MRT, hingga halte Transjakarta dengan sistem pengelolaan yang lebih manusiawi dan berkelas.
Target: Musik Jalanan Indonesia Sejajar dengan Asia Tenggara
IMJ punya visi besar: membawa tata kelola musik jalanan Indonesia ke level Asia Tenggara. Meski belum menyamai Eropa, IMJ dan Polri optimistis bisa terus memperbaiki sistem yang ada.
“Insyaallah, selangkah demi selangkah kita benahi. Musik jalanan kita punya potensi besar dan harus diberi panggung yang layak,” tegas Andi.
Bagian dari Rangkaian Besar Hari Bhayangkara
Festival Musik Jalanan ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan HUT Bhayangkara ke-79 yang puncaknya akan digelar di Monas, 1 Juli 2025. Lewat acara ini, Polri menunjukkan wajah yang lebih humanis dan dekat dengan masyarakat, termasuk dalam mendukung ekspresi seni.
Di balik sorotan lampu panggung malam itu, ada harapan baru: bahwa musik jalanan tak lagi dipandang sebelah mata, tapi sebagai bagian dari wajah seni Indonesia yang otentik, hidup, dan layak dibanggakan.
Yah, dari jalanan ke panggung utama, suara rakyat kini bergema lebih lantang di Hari Bhayangkara. (deL)
Artikel ini telah dibaca 195 kali