Bisnis dibidang pertanian merupakan usaha yang sangat menjanjikan karena menjadi penyokong pangan masyarakat. Eko Setiawan pria asal Sambas membuktikan hal ini, merintis usaha dari tanaman buah naga, kini dirinya dikenal sukses menjadi pengusaha agrobisnis dengan berbagai komoditas tanaman yang dimilikinya.
SAMBAS, KB1 – Sepuluh tahun lalu, buah naga (Hylocereus undatus) belum begitu dikenal oleh masyarakat di Kalimantan Barat. Buah yang berasal dari Negara Meksiko ini adalah tanaman yang mudah tumbuh karena memiliki daya adaptasi yang tinggi. Di daerah asalnya buah naga tumbuh subur pada tanah berpasir, namun saat diboyong ke negara lain termasuk Indonesia, ternyata buah naga juga bisa hidup dan berbuah dengan hasil yang memuaskan.
Di Kalimantan Barat yang sebagian besar tanahnya bertipe gambut dan aluvial, buah naga bisa tumbuh subur dan menghasilkan panen dua kali dalam sebulan. Eko Setiawan (31), pria asal Kabupaten Sambas telah membuktikan hal tersebut. Sejak mulai menanam buah naga awal tahun 2000-an lalu dirinya sukses membudidayakan si merah bersisik ini di dua komplek kebun miliknya. Pria dua anak ini menceritakan, bertaman buah naga di Kab Sambas ini dirintis oleh ayahnya yang merupakan kepala sekolah di SMPN 1 Sambas. Kala itu ayahnya tertarik menanam buah naga karena si merah bersisik ini memiliki harga jual yang tinggi di pasaran.
“Awal tahun 2000 dulu, buah naga masih belum begitu dikenal orang padahal harganya cukup tinggi, lalu kebetulan ayah saya membaca artikel buah naga di sebuah majalah pertanian, dia kemudian tertarik untuk membudidayakannya di kebun kami” ujar Eko mengawali cerita.
Ketertarikan Pak Sholihin ayah Eko untuk membididayakan buah naga seolah menemukan jalan, saat berkunjung ke Pantai Gelagah Yogyakarta dirinya melihat langsung budidaya buah naga yang sangat berhasil. Tekadnya semakin bulat, bibit buah naga pun dikirim dari Pulau Jawa masuk ke Kalbar untuk pertama kalinya, kebun buah naga kecil-kecilan pun terwujudkan di Desa Sukaramai. Seiring berjalan Eko dan ayahnya banyak mencari informasi tentang buah naga, akhirnya mereka menemukan bibit buah naga varietas yang lebih unggul di Malaysia, tanpa pikir panjang Eko memesan bibit unggul tersebut dan menanamnya di kebun mereka.
“Setelah menemukan bibit unggul dari Malaysia, tanaman awal yang dari jawa kami ganti semua, ternyata benar varietas yang baru ini lebih bagus, mudah perawatannya dan buahnya besar” lanjut Eko.
Kini pengelolaan kebun buah naga sepenuhnya dilakukan oleh Eko yang dibantu dua orang karyawannya. Kebun yang di namainya Naufal Agro Floara berkembang menjadi showroom tanaman holtikultura dengan berbagai jenis tanaman. Komoditas utama yang ditanam Eko antara lain; lengkeng, jeruk, jambu jamaika, rambutan serta berbagai jenis tanaman hias. Namun buah naga tetap menjadi komoditas andalan Eko, sebab permintaan akan buah ini tak pernah sepi di pasaran.
“Seiring waktu memang sentra penanaman buah naga ini semakin banyak, bahkan sudah tersebar di seluruh Kalbar, namun permintaan pasar sangat besar, untuk di Kabupaten Sambas saja saya tidak bisa memenuhi, apalagi untuk Kalimantan Barat” ujarnya.
Eko menjual buah naga dengan harga Rp 20.000 sampai Rp 30.000 perkilo secara langsung di kebun miliknya, selain itu dia juga memasok buah naga ke sejumlah pedagang dan toko-toko buah di Sambas dan Kota Pontianak. Bahkan dirinya beberapa kali mengirim buah naga ke Malaysia.
Kesuksesan Eko bertanam buah naga mendapat perhatian dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Sambas, beberapa kali pegawai Distanak mendatanginya untuk diajak bermitra mengembangkan penanaman buah naga di Kabupaten Sambas. Eko mengaku sangat terbuka dengan pihak mana saja untuk berbagi ilmu, terbukti di kebun miliknya banyak mahasiswa yang melakukan penelitian untuk skirpsi ataupun sekedar riset mengenai hama tanaman.
Kebun agro flora milik Eko kini semakin berkembang, dirinya membangun dua buah green house berstandar internasional untuk pembibitan. Di tempat tersebut Eko ber-eksperimen menumbuhkan berbagai bibit tanaman dan menyilangkan varietas untuk menghasilkan bibit unggul.
“Kalau ingin sukses dalam bidang apapun memang kita harus mengembangkan diri, tak pernah berhenti belajar serta mencari hal-hal baru, dengan begitu kita jadi tidak ketinggalan” pesannya.
Eko Setiawan, lulusan Politeknik Pontianak kini mantap memilih profesi sebagai pengusaha dibidang pertanian. Dirinya mengaku lebih leluasa bekerja dan berkarya dibanding saat menjadi pegawai swasta dahulu. Selain itu menekuni usaha pertanian juga merupakan hobinya sejak kecil karena sering ikut ayahnya berkebun. Pekerjaan ini dilakoninya dengan penuh rasa optimis, sebab dia memandang sektor pertanian sebagai penyokong pangan masyarakat tidak akan pernah mati, bahkan akan terus berkembang seiring pertumbuhan penduduk (tan/06).
Artikel ini telah dibaca 5528 kali