Pontianak – Komisi VII DPR RI menyoroti masalah kelistrikan di Kalbar yang dinilai masih lamban dalam pemerataan serta pelayanan. Bahkan Kalbar masih harus impor supply listrik dari negeri jiran Malaysia.
“Harus ada solusi yang mengatasi persoalan pembangkit listrik di Kalbar saat ini yang dirasa kurang produktif,” ujar DR. H. Kurtubi, Komisi VII DPR RI saat kunjungan kerja di Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (1/11) Siang.
Oleh sebab itu, DR. H. Kurtubi menyebut jika sudah saatnya Kalbar melakukan terobosan baru untuk mengatasi permasalahan listrik dengan mengimplementasikan pembangkit listrik tenaga nuklir. Bahkan Legislator Partai NasDem itu menjamin jika teknologi nuklir saat ini memasuki generasi ke empat yang dirasa lebih aman, hemat pembiayaan serta menghasilkan listrik lebih baik dari pada batu bara yang sangat polusif.
“Teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir generasi ke empat menjawab ketakutan masyarakat. Karena merupakan yang paling aman dan hemat pembiayaan dibandingkan batu bara, oleh karena itu Kalbar diharapkan menjadi contoh pembangunan PLTN pertama di Republik ini,” jelasnya.
Ia menambahkan jika Kalbar sangat membutuhkan sumber listrik yang besar. Maka pihaknya mendorong pembangunan PLTN, mengingat di Kalbar memerukan supply listrik besar karena banyak terdapat industri pertambangan.
“Oleh sebab itu kami mendorong pembangunan PLTN di Kalbar perlu dilakukan. Sebab Kalbar memang sangat membutuhkan. Perusahaan industri tambang di Kalbar itu memakan listrik yang besar,” pungkasnya. (AR)
Artikel ini telah dibaca 1528 kali