Indeks

Mengenali Lebih Jauh Sebab dan Dampak Tidur Berliur

Mengenali Lebih Jauh Sebab dan Dampak Tidur Berliur. (Ilustrasi: Google Gemini)

KalbarOke.Com – Tidur berliur, atau dalam istilah medis disebut sialorrhea, adalah kondisi umum yang dialami banyak orang. Meskipun sering dianggap sepele dan kadang memalukan, tidur berliur bisa menjadi indikasi dari kondisi kesehatan tertentu. Artikel ini akan mengupas tuntas penyebab, dampak baik, dan dampak buruk dari kebiasaan tidur berliur.

Penyebab Tidur Berliur

1. Posisi Tidur: Ini adalah penyebab paling umum. Tidur miring atau tengkurap membuat mulut cenderung terbuka dan gravitasi menarik air liur keluar dari mulut.

2. Masalah Pernapasan: Seseorang yang mengalami hidung tersumbat karena alergi, flu, atau sinusitis seringkali bernapas melalui mulut saat tidur. Pernapasan melalui mulut ini memudahkan air liur untuk menetes keluar.

3. Masalah Otot dan Saraf: Kelemahan pada otot-otot wajah atau masalah saraf yang memengaruhi kemampuan menelan dapat menyebabkan penumpukan air liur. Kondisi neurologis seperti stroke, Parkinson, atau Cerebral Palsy seringkali berkaitan dengan masalah ini.

4. Asam Lambung Naik (GERD): Gastroesophageal reflux disease (GERD) dapat merangsang kelenjar ludah untuk memproduksi lebih banyak air liur sebagai respons untuk menetralkan asam lambung.

5. Efek Samping Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti antidepresan atau obat penenang, dapat meningkatkan produksi air liur.

6. Baru Tumbuh Gigi: Pada bayi dan anak kecil, produksi air liur meningkat saat gigi baru tumbuh. Hal ini juga dapat terjadi pada orang dewasa saat gigi bungsu tumbuh.

Dampak Buruk Tidur Berliur

Meskipun sebagian besar tidak berbahaya, tidur berliur bisa menimbulkan beberapa dampak negatif, baik dari segi kesehatan maupun sosial:

• Masalah Kulit: Kelembaban yang terus-menerus pada kulit sekitar mulut dapat menyebabkan iritasi, ruam, atau bahkan infeksi jamur.

• Masalah Kebersihan: Bantal dan seprai menjadi basah dan kotor, yang bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri.

• Dampak Sosial dan Psikologis: Bagi sebagian orang, tidur berliur bisa menjadi sumber rasa malu atau kurang percaya diri, terutama jika diketahui oleh pasangan atau teman sekamar.

Dampak Baik (Indikasi Positif)

Di sisi lain, tidur berliur bisa menjadi tanda bahwa Anda sedang dalam kondisi tidur yang sangat pulas. Air liur keluar ketika otot-otot wajah, termasuk otot-otot menelan, benar-benar rileks. Ini sering terjadi saat seseorang memasuki tahap tidur paling dalam (deep sleep). Tidur pulas sangat penting untuk pemulihan tubuh, regenerasi sel, dan menjaga kesehatan mental. Jadi, jika Anda bangun dengan bantal basah, bisa jadi itu pertanda bahwa tubuh Anda telah mendapatkan istirahat yang berkualitas.

Cara Mengatasi Tidur Berliur

Jika tidur berliur sangat mengganggu, beberapa langkah bisa dicoba:

• Ubah Posisi Tidur: Cobalah untuk tidur telentang agar air liur mengalir kembali ke tenggorokan.

• Atasi Penyebabnya: Jika tidur berliur disebabkan oleh hidung tersumbat, gunakan semprotan hidung atau humidifier.

• Gunakan Bantal Khusus: Ada bantal yang dirancang khusus untuk menjaga kepala tetap telentang.

• Konsultasi dengan Dokter: Jika tidur berliur disebabkan oleh kondisi medis seperti GERD, atau masalah saraf, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pada akhirnya, tidur berliur adalah fenomena yang wajar. Penting untuk mengamati apakah ini merupakan kebiasaan biasa atau gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius. Dengan memahami penyebab dan dampaknya, kita dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengelola kondisi ini. (AI/aw/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 44 kali

Exit mobile version