Indeks

Penjualan Tesla Merosot Dua Kuartal Berturut, Elon Musk Diserang Trump

ilustrasi raksasa mobil listrik Tesla kembali mengalami penurunan pengiriman kendaraan untuk kuartal kedua tahun 2025

KalbarOke.com – Raksasa mobil listrik Tesla kembali mengalami penurunan pengiriman kendaraan untuk kuartal kedua tahun ini. Perusahaan milik Elon Musk itu hanya berhasil mengirimkan sekitar 384.000 unit mobil antara April hingga Juni, turun 14 persen dibandingkan periode sebelumnya dan menandai penurunan dua kuartal berturut-turut.

Badai Tantangan untuk Tesla

Penurunan ini mempertegas Tesla tengah menghadapi tekanan besar. Persaingan dari produsen mobil listrik lain seperti BYD asal Tiongkok semakin sengit, sementara Musk sendiri ikut terseret dalam pusaran politik Amerika Serikat.

Peran singkat Elon Musk sebagai menteri efisiensi pemerintah dalam administrasi Donald Trump, dalam lembaga ad-hoc yang dijuluki DOGE (Department of Government Efficiency), menuai kontroversi, dan menurut banyak analis, turut memengaruhi performa pasar Tesla.

Setelah keluar dari posisi tersebut, Musk berseteru terbuka dengan Trump, terutama terkait RUU belanja besar-besaran yang didorong Gedung Putih dan dianggap bisa merugikan sektor kendaraan listrik.

Trump Ancam Potong Subsidi Tesla

Trump, melalui platform media sosialnya, mengancam akan mencabut subsidi miliaran dolar yang diterima oleh perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla dan SpaceX.

“Elon mungkin menerima subsidi lebih banyak dari siapa pun dalam sejarah. Mungkin DOGE perlu menyelidikinya. UANG BESAR YANG BISA DIHEMAT!!!” tulis Trump.

Tak tinggal diam, Musk langsung membalas: “Saya secara harfiah mengatakan, POTONG SEMUANYA. Sekarang juga.”

Trump mengklaim kemarahan Musk berakar pada penghapusan insentif pembelian mobil listrik dalam RUU tersebut.

“Dia marah karena mandat EV-nya dicabut. Dan itu baru awalnya, dia bisa kehilangan lebih dari itu,” ucap Trump kepada wartawan.

Investor Tetap Tenang?

Meski angka pengiriman turun, beberapa analis melihat sisi positif. “Kabar baiknya: penurunan 14 persen ini kemungkinan adalah titik terendah,” kata Gene Munster dari Deepwater Asset Management di platform X milik Musk. “Saya perkirakan September hanya turun 10 persen dan Desember stabil.”

Ia juga menyebut ketidakpastian terkait insentif pajak kendaraan listrik AS bisa justru memicu lonjakan pembelian dalam waktu dekat, sebelum aturan tersebut resmi dicabut.

Harapan Ada di Robotaksi

Tesla sendiri tengah menaruh harapan besar pada proyek robotaksi yang sudah diuji coba di Austin, Texas sejak bulan lalu. Meski peluncurannya belum sempurna, banyak yang percaya bahwa autonomi kendaraan bisa menjadi penyelamat Tesla dalam jangka panjang.

“Dalam dua tahun ke depan, investor mungkin bisa menerima angka penjualan yang datar, selama teknologi otonom menunjukkan kemajuan nyata,” ujar Munster.

Yup! di tengah ketegangan politik dan tekanan pasar, Tesla masih menjadi pionir industri EV. Namun, masa depan perusahaan kini tak hanya ditentukan oleh teknologi tapi juga oleh dinamika politik dan strategi komunikasi sang CEO yang kerap mengejutkan. (/r***)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 175 kali

Exit mobile version