
PONTIANAK, KB1 – Sebagian orang mungkin tidak mau memakan petai karena bau khasnya yang menyengat dan bertahan lama pada aroma napas. Selain itu ada pula yang enggan mencicipi tanaman ini karena alasan makruh mengkonsumsi makanan yang berbau tidak sedap dan mengganggu orang lain.
Namun dibalik itu semua, cita rasa khas petai yang telah dimasak ternyata cukup digemari oleh sebagian orang, terbukti terdapat beberapa rumah makan yang menjadikan petai sebagai menu andalannya. Nilawati misalnya, seorang pengusaha rumah makan di Jalan HRA Rahman Pontianak Barat, hampir setiap hari selalu menyajikan menu petai di etalase lauk untuk para pelanggannya.
“Selalu ada memang masakan petai, ada yang dibakar ada juga yang di sambal asam, karena orang suka menu ini, bahkan kalau tidak disajikan, kadang ada orang yang nyari,” ceritanya.
Di Kota Pontianak mencari petai tidaklah sulit, buah petai dengan mudah ditemui hampir di seluruh pasar-pasar tradisional kota ini. Harganya pun sangat terjangkau, tak heran buah petai menjadi menu yang cukup memasyarakat, para pengusaha rumah makan pun tak kesulitan menyediakannya.
“Kalau saya beli di Pasar Flamboyan, hampir tiap hari ada jadi kita pun tidak susah memasangnya di menu, berbeda dengan jengkol yang kadang ada kadang tidak,” lanjut wanita yang akrab disapa Kak Nila ini.
Harga petai di Kota Pontianak sekitar Rp 1.500 perkepingnya, sedangkan untuk petai yang sudah dikupas akan dijual dengan cara ditimbang. Rata-rata harga biji petai yang sudah dikupas dihargai sebesar Rp 70.000 sampai 80.000 per kilogramnya (tan/06).
Artikel ini telah dibaca 2071 kali