Indeks

Terkuak! Tangkap Keramak Berujung Maut di Padang Tikar, Pembunuhan Sadis dengan Sebilah Dayung

Pelaku HS alias Amin (wajah diblur) diinterogasi petugas untuk mendalami pengakuan keterangannya. (Foto: Humas Polres)

KalbarOke.Com – Kabar mengejutkan datang dari Desa Padang Tikar Satu, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya. Setelah berminggu-minggu menjadi teka-teki, misteri hilangnya Fidiansyah alias Fit (33) akhirnya terkuak. Ia bukan sekadar menghilang, melainkan menjadi korban pembunuhan sadis. Yang lebih mengerikan, jasadnya dibuang ke laut oleh pelaku dan hingga kini belum ditemukan.

Namun, di balik kegelapan kasus ini, ada secercah cahaya berkat sinergi luar biasa antara Bhabinkamtibmas Polsek Batu Ampar dan Kepala Desa Padang Tikar Satu. Pendekatan humanis dan kolaborasi intensif mereka berhasil mengungkap tabir kejahatan yang sempat membingungkan banyak pihak.

AKBP Kadek Ary Mahardika, Kapolres Kubu Raya, melalui Kasubsi Penmas Aiptu Ade, membenarkan pengungkapan kasus tragis ini. “Peran Bhabinkamtibmas sangat sentral dalam kasus ini. Dengan menggandeng kepala desa, mereka berhasil membangun komunikasi yang baik hingga akhirnya pelaku mengakui perbuatannya,” jelas Aiptu Ade, Senin (14/7/2025).

Pelaku, HS alias Amin (45), warga setempat, sempat dicurigai karena gerak-geriknya yang mencurigakan. Namun, bukan dengan paksaan, melainkan melalui pendekatan persuasif yang sabar dari Bhabinkamtibmas dan aparat desa, akhirnya HS luluh.

“Saat diinterogasi secara profesional oleh petugas, HS akhirnya mengakui bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan terhadap Fidiansyah. Pelaku juga menunjukkan alat bukti berupa dayung/pengayuh yang digunakan untuk memukul korban,” beber Aiptu Ade. HS langsung diamankan ke Polsek Batu Ampar pada Minggu (13/7/2025) malam dan kini kasusnya ditangani Unit Reskrim.

Detik-detik Mencekam: Dayung Maut di Balik Rumah

Motif pembunuhan ini terbilang sederhana namun berujung tragis. Kisah bermula ketika HS pulang dari mencari keramak (sejenis hasil laut) menggunakan sampan. Setibanya di belakang rumahnya di Jalan Panglima, Desa Padang Tikar Satu, ia mendapati Fidiansyah berada di atas kapal miliknya yang bersandar di tepian sungai.

“Motif pembunuhan bermula saat HS pulang dari mencari keramak. Ketika tiba di rumahnya, Pelaku melihat Fit berada di atas kapalnya,” terang Aiptu Ade.

Merasa kapalnya disusupi, amarah HS memuncak. Saat korban berusaha melarikan diri dengan terjun ke sungai, HS yang berada di atas kapal spontan mengayunkan dayung ke arah Fidiansyah. Pukulan telak itu mengenai bagian belakang leher korban.

“Korban sempat berenang dan mencapai daratan, namun korban tergeletak dan tak bergerak. Melihat hal itu, pelaku sempat meninggalkan korban dan pulang untuk membersihkan keramak hasil tangkapannya,” lanjut Aiptu Ade, menggambarkan kepanikan dan kekejaman pelaku.

Sekitar pukul 00.20 WIB, HS kembali ke lokasi. Ia menemukan Fidiansyah sudah tak bernyawa dengan tubuh kaku. Panik, HS menaikkan jasad korban ke sampannya, mendayung sejauh kurang lebih 500 meter ke tengah laut, lalu membuang jasad Fidiansyah. Tim gabungan hingga kini masih berupaya keras mencari jasad korban di perairan Padang Tikar.

Apresiasi untuk Sinergi Humanis

Kapolres Kubu Raya sangat mengapresiasi langkah cepat dan sinergis Bhabinkamtibmas serta Kepala Desa dalam pengungkapan kasus ini. “Ini menjadi contoh nyata bahwa pendekatan humanis dalam penyelidikan mampu memberikan hasil yang signifikan. Sinergi antara aparat kepolisian dan pemerintahan desa menjadi kunci keberhasilan dalam mengungkap kasus ini,” tegas Aiptu Ade.

Pihak kepolisian masih terus mendalami motif sebenarnya dan mencari kemungkinan keterlibatan pihak lain. Sementara itu, proses pencarian jasad korban terus dilakukan bersama warga setempat dan stakeholder terkait. Kasus ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya menjaga emosi dan penyelesaian masalah tanpa kekerasan, sekaligus menunjukkan kekuatan kolaborasi masyarakat dalam menjaga keamanan. (aw/01)

 

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 387 kali

Exit mobile version