Pontianak – Akhir-akhir ini, banyak masyarakat muslim menggunakan topi bertuliskan kalimat Tauhid seolah menjadi trend. Bahkan pedagangnya pun mengaku penjualannya meningkat, pasca pembakaran bendera tauhid di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Meski demikian, Pay Jarot Sujarwo penjual topi Tauhid merasa kalimat yang terangkai di topi itu bernilai dakwah dan juga bisa menginspirasi pemakainya.
“Ingin menyampaikan agar orang-orang bisa melihat betapa kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah itu sesuatu yang wajib dijunjung tinggi oleh seorang kaum muslim. Bukan sebaliknya malah dibakar dan dilecehkan,” jelasnya.
Pay Jarot tak mengetahui persis alasan banyak orang yang membeli topi ini. Bisa jadi ini sedang trend atau yang lebih ideologis, ingin menyampaikan pesan bahwa kalimat ini sungguh mulia. Namun menurutnya, nilai dakwah menggunakan topi ini orang kembali bangga. Bangga dengan identitas ke Islamannya. Sebuah identitas yang membedakan muslim dengan non muslim.
“Kita berharap topi Tauhid yang digunakan itu, bukan sekedar untuk gagah-gagahan tapi bisa menyatu dalam hati penggunanya. Karena ini bernilai dakwah dan ini juga bisa menginspirasi orang lain,” ungkapnya.
Pay Jarot mengatakan, topi yang dijualnya ini dipesannya dari bandung. Ia menjual tiga model, model Baseball, model Komando dan topi model Caddy. Warnanya bervariasi, ada yang warna biru, hitam dan putih.
Sedangkan untuk pemasarannya, Pay Jarot mengaku hanya menjual lewat akun Facebooknya @Pay Jarot Sujarwo. Berkat cerita dari mulut ke mulut orang yang telah membeli topi, akhirnya sudah banyak topi tauhid yang terjual. Tak hanya dari Kalbar, namun juga ada dari luar Kalbar. “Saya jual Rp 55 Ribu perpieces. Karena topi yang saya jual ini kualitas bahannya bagus,” pungkasnya. (Zz)
