Indeks

Alternatif Pangan, Umbi-umbian Dilirik

Singkong atau ubi kayu cukup potensial sebagai satu diantara pangan alternatif umbi-umbian pendamping beras. Foto : Anwar

PONTIANAK, KB1 – Dominasi beras sebagai makanan pokok masyarakat membuat ketahanan pangan menjadi sangat riskan. Terutama jika terjadi gejolak produksi beras, maka berdampak buruk bagi bangsa ini. Padahal sumber karbohidrat di negeri ini sangat banyak, terutama jenis umbi-umbian.

Ketua Kelompok Wanita Tani Bougenvile, Siti Hamidah mengatakan satu diantara pangan alternatif yang cukup potensial sebagai pendamping beras adalah umbi-umbian. Sebab kandungan karbohidratnya juga cukup tinggi dan baik untuk kesehatan. Seperti halnya singkong atau ubi kayu yang dapat diproses menjadi makanan ringan maupun produk setengah jadi berupa tepung.

“Kita di sini biasa mengolah beragam jenis makanan, untuk kebutuhan pangan tambahan,” ujarnya.

Seperti ubi kayu, lanjutnya, bisa diolah menjadi beragam jenis kue yang enak. Di antaranya lepat ubi, singkong goreng, sawot, lopes dan lain sebagainya. Begitu pula pemanfaatan tepung singkong bisa sebagai bahan baku pembuatan kue dan roti.

“Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya, singkong dapat menjadi sumber karbohidrat alternatif yang memiliki banyak keunggulan,” ungkapnya.

Namun sayang, masih banyak masyarakat yang menilai pangan lokal, termasuk umbi-umbian sebagai pangan inferior. Sebab, pangan lokal tersebut diolah secara tradisional, sehingga kurang sehat dan terkesan kampungan. Padahal di dalam pangan lokal tersebut tersimpan khasiat yang dahsyat dan aman dikonsumsi siapa saja.

“Pangan lokal layak menjadi trend kuliner masyarakat kita, terutama jika ingin miliki pola hidup sehat. Sebab dengan mengolah pangan tambahan sendiri, kita tidak akan menggunakan bahan pengawet makanan dan bahan kimia berbahaya lainnya,” jelasnya. (deL/02)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2059 kali

Exit mobile version