Pontianak – Joshua Hutajulou (49), merupakan dosen di salah satu universitas di Kota Pontianak. Hampir setiap minggunya, Joshua harus bolak balik Jakarta – Pontianak, hanya untuk mengajar.
“Saya satu tahun itu bisa 80 penerbangan, 6 sampai 8 kali satu bulan. Saya terbang bolak balik Pontianak ini sudah 25 tahun mulai 1993,” katanya, saat dijumpai usai membeli tiket pesawat lion di jalan Sidas Kota Pontianak.
Joshua mengaku, pernah menjadi penumpang penerbangan perdana, Maskapai Lion Air dengan jenis pesawat Boeing 737 MAX-8 pada Bulan Juli tahun 2017 lalu. Dengan rute dari Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Bandara Supadio Pontianak. “Penerbangan pertamanya itu kan Juli, kalau tidak salah tanggal 10 Juli . pakai JT 686 kalau tidak salah, karena saya biasa pakai JT 686,” jelasnya.
Joshua merasa senang medapatkan kesempatan menjadi bagian dari penerbangan perdana pesawat baru Maskapai Lion ini. Awalnya ia tidak tahu, begitu juga dengan penumpang lainnya. “Ade sekitar 170an oranglah penumpangnya pada saat itu, dan orang tidak tahu bahwa itu pesawat baru termasuk saya. Dapat kesempatan pertama, ya senang juga gitu. Di dalam pesawat, saya baru tahu,” jelasnya.
Menurut Joshua, pesawat seri ini bagus jika dibandingkan dengan seri atau jenis lainya. “Seri ini bagus. Tidak terlalu berisik dibanding yang lain,” katanya.
Joshua juga mengungkapkan, selama ini dirinya selalu memakai Maskapai Lion karena jadwal penerbangannya yang sesuai dengan jadwal mengajarnya. Begitupun dengan harganya yang lebih murah. “Selalu pakai lion, jadwalnya pas dengan jadwal saya. Dan harganya lebih murah. Kadang sesekali juga pakai maskapai lain,” ujarnya.
Dengan terjadinya peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air JT 610, Joshua mengaku sempat ada rasa takut naik pesawat dengan jenis yang sama. Namun, ia yakin soal ajal Allah yang mengatur. Joshua masih tetap naik Lion Air karena ia yakin pihak Maskapai dan juga pemerintah selaku regulator akan lebih memperhatikan keselamatan penumpang. Dan tentu akan memperketat pengawasan.
“Ada juga sih, tapi itukan soal ajal Allah yang ngatur. Tapi saya melihat, kalau saya cenderung pada saat kejadian, maka saya akan lebih save. Kenapa, karena orang akan lebih, regulator akan lebih memperhatikan safetynya. Artinya sudah tidak terlena, jadi akan ketat pengawasan kan gitu. Justru saya lebih save sekarang,” pungkasnya. (Zz)
Artikel ini telah dibaca 1580 kali