PONTIANAK, KB1 – Sejumlah sawah di Desa Paniraman Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah merupakan satu contoh keberhasilan pengembangan Teknik Hazton yang ditemukan oleh Kadis Pertanian Kalbar, Hazairin. Di daerah tersebut Dinas Pertanian menggandeng Bank Indonesia menerapkan teknik Hazton sejak tahun 2013 silam. Saat ini para pengusaha tani di Desa tersebut sudah menerapkan teknik Hazton secara suka rela dengan kesadaran sendiri.
Dalam rangka memantau penerapan Teknik Hazton, Dinas Pertanian dan TPH Kalbar dan Bank Indonesia mengunjungi “sawah hazton” Kamis. Hadir Kadis Pertanian dan TPH Kalbar Hazairin dan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar Dwi Suslamanto. Menurut Dwi, alasan Bank Indonesia merambah sektor pertanian bukan tanpa alasan, beras sebagai bahan makanan pokok masyarakat dikatakannya sangat berpengaruh pada inflasi di daerah ini.
“Kita terjun ke sektor pertanian karena kita telah menghitung, faktor penyebab inflasi itu ada dua macam yaitu demand dan suplay, nah di bagian suplay ini kita melihat salah satu yang paling besar pengaruhnya adalah pasokan beras, dengan memastikan pasokan beras di pasaran aman, maka secara tidak langsung kita juga mengendalikan inflasi” papar Dwi yang juga merupakan Ketua Tim Pengendali Inflasi DaeraH (TPID) Kalbar.
Teknik Hazton saat ini sudah dipakai hingga tingkat nasional, bahkan beberapa waktu lalu Presiden Jokowi melakukan pemanenan padi di Solo hasil penerapan teknik Hazton. Menurut Hazairin, jika teknik ini bisa diterapkan luas pada tingkat Nasional, maka dapat meningkatkan ketahanan pangan.
“Yaa memang saat ini beberapa daerah di luar kalbar sudah menerapkan teknik ini, Hazton sudah mendapat perhatian dari pemerintah pusat, Pak Mentri bahkan menargetkan penerapan teknik Hazton skala besar di beberapa sentra pertanian di Indonesia” ujarnya.
Desa Paniraman merupakan satu diantara lokasi pertama penerapan teknik Hazton, menurut para pengusaha tani setempat, mereka mulai dikenalkan teknik hazton pada tahun 2013 lalu. Saat itu belum semua pengusaha tani tertarik dengan teknik ini. Namun setelah beberapa masa panen berjalan, mereka yang telah membuktikan hasilnya kemudian mensosialisasikan teknik ini kepada rekannya sesama pengusaha tani hingga akhirnya teknik ini begitu dikenal oleh pengusaha tani setempat.
Saat ini sedikitnya terdapat 11 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Paniraman, sebagian besar dari mereka telah menerapkan teknik hazton secara suka rela. Produktifitas pertanian di daerah tersebut saat ini mencapai rata-rata 10 ton per-hektar dengan masa panen 3 kali dalam setahun (tan/06).
Artikel ini telah dibaca 2178 kali