Pontianak – Joshua Hutajulou, merupakan dosen di salah satu universitas di Kota Pontianak. Hampir setiap minggunya dia harus bolak balik Jakarta – Pontianak. Dan hal ini sudah dilakukan selama 25 tahun atau sejak 1993 silam.
Bahkan Joshua pernah menjadi penumpang penerbangan perdana, Maskapai Lion Air dengan pesawat Boeing 737 Max-8, pada Juli 2017 lalu. Merupakan jenis pesawat yang sama dengan pesawat JT 610 yang jatuh beberapa waktu lalu.
Joshua menilai, peristiwa jatuhnya pesawat JT 610 Lion Air, tidak terlepas dari ketidakmampuan Kementerian Perhubungan. Selaku regulator dalam memperkuat pengawasan dan pemeriksaan terhadap pesawat. Bukan hanya pada Lion Air, tetapi semua airline atau maskapai.
“Kejadian kemaren itu, konsekuensi dari pada resisi. Resisi dalam artian begini, perawatan terhadap pesawat ketidakcukupan waktu. Tapi kalau keterbatasan waktu, kan harus diperkuat dengan jumlah sumber daya manusia yang ada, sehingga perawatan tetap. Bagus pesawatnya,” ujar Joshua, warga pengguna jasa penerbangan saat ditemui, Jumat (2/11) Sore.
Meski sempat merasa khawatir, pasca jatuhnya pesawat JT 610 Lion Air, Joshua yakin masalah ajal Allah yang mengaturnya. “Kadangkan orang berfikir begini, kalau mobil bagus agak kurang atensi terhadap perawatan barang kali disitu, itu disatu sisi. Tetapi saya tidak menapikan juga barang kali ada kegagalan teknis dari pada produsen pembuat pesawat tersebut,” jelasnya.
Dan pasca kejadian tersebut, Joshua berharap pihak maskapai dan juga pemerintah selaku regulator semakin memperketat pengawasan dan memperhatikan keselamatan penumpang. Meskipun muncul masalah kecil, namun jangan pernah diabaikan.
“Safety nomor satu. Pesawat itu sih standarnya sudah ada. Kadang orang abai terhadap hal hal yang kecil. Itu saja sih, sehingga hal hal yang kecil terakumulasi menjadi hal hal yang besar,” pesannya.
Joshua mencontohkan, seperti laporan dari cabin crew terhadap kondisi aircraft nya yang juga kurang. “Misalnya sebelum take off. Pesawatkan sebenarnya sistem udaranya kan sudah jalan. Tapi banyak juga setelah take off baru jalan, itu kan sebenarnya sebuah persoalan. Terus temasuk juga misalnya lavatory, kadang lavatory lampunya tidak hidup dan sebagainya,” pungkasnya. (Zz)
Artikel ini telah dibaca 1464 kali