PONTIANAK, KBOke- Sebanyak 7 halte akan dibangun Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak tahun ini. Halte-halte tersebut sebagai prasarana untuk tempat pemberhentian bus. Pemerintah kota Pontianak mendapat bantuan dari pemerintah pusat sebanyak 11 bus sebagai transportasi umum perkotaan.
“Kenapa baru sekarang, karena saat ini jalan-jalan kita sudah lebar. Mudah-mudahan ini bisa menjawab kebutuhan masyarakat,” kata Wali Kota Pontianak, Sutarmidji.
Ketujuh halte itu dibangun di beberapa titik yakni di Jalan Sutan Syahrir depan Taman Akcaya, Jalan Martadinata (SMAN 2), Jalan Hasanuddin (SMPN 5), Jalan S Parman (SMKN 3), Jalan Kom Yos Sudarso (SMKN 4), Jalan Tanjung Raya II (Sekolah Terpadu) dan Jalan Khatulistiwa (SMAN 5). “Tahun depan akan kita tambah lagi sekitar 7 halte lagi. Ini kan baru satu arah, idealnya halte harus dua arah atau berseberangan,” ujarnya.
Pihaknya memprioritaskan halte-halte itu berada di dekat sekolah dan taman-taman. Pembangunan halte-halte tersebut diupayakan tidak mengganggu arus lalu lintas saat bus berhenti. “Bus bisa berhenti di jalur lambat yang disediakan. Walaupun hanya bisa masuk 2/3 dari lebar badan bus tapi setidaknya tidak mengganggu arus lalu lintas,” terang Midji.
Untuk pengoperasiannya, pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Damri. Sementara, untuk sistem pembayarannya, akan dikaji lagi apakah menggunakan kartu atau lainnya. “Bus ini tidak hanya untuk umum tetapi juga berfungsi untuk anak-anak sekolah. Hanya tarif untuk anak sekolah berbeda dengan penumpang umum, yang jelas tarif untuk pelajar lebih murah,” pungkasnya.
Kepala Dinas Perhubungan,Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Pontianak, Utin Sri Lena menyebut, bantuan bus dari pemerintah pusat sebanyak 11 bus sudah ada, hanya saat ini bus-bus tersebut masih berada di Jakarta. “Setelah halte selesai dibangun, baru kemudian bus-bus tersebut diserahkan,” jelasnya.
Menurutnya, bus yang akan beroperasi di wilayah Kota Pontianak itu berukuran sekitar 3 meter lebih. Pembangunan halte akan disesuaikan dengan ukuran bus. (dik)
Artikel ini telah dibaca 1971 kali
