Indeks

Sutarmidji : Kepsek Jangan Merokok

Walikota Pontianak, Sutarmidji saat memberikan seminar. (foto:dik)

PONTIANAK,KBOke- Wali Kota Pontianak, Sutarmidji juga meminta para kepala sekolah (kepsek)  dikota pontinak mulai menghentikan kebiasaan merokok. “Kepada seluruh kepala sekolah, saya minta tidak boleh ada yang merokok. Kalau anda tetap ingin merokok, silakan jangan jadi kepala sekolah,” tegasnya saat memberi sambutan pada Seminar Nasional dan Bedah Buku Penguatan Karakter dan Kinerja Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah yang digelar Pengurus Kota PGRI Kota Pontianak bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Pontianak, Sabtu (1/10/2016).

menurutnya, aktivitas merokok bisa mempengaruhi kinerja seseorang terutama efisiensi waktu.  Sebagai contoh, ia pernah bertanya kepada pegawai yang menghabiskan 4 bungkus rokok dalam sehari, berapa bungkus rokok yang dihabiskannya selama jam kerja mulai pukul 07.15 -15.15 WIB. Dijawab yang bersangkutan satu bungkus lebih. Anggap saja ia menghabiskan sebungkus rokok selama jam kerja dengan jumlah 20 batang rokok. Bila sebatang rokok ia meluangkan waktu selama 6 menit, dikalikan 20 batang maka waktu yang terbuang hanya sekadar untuk  merokok selama 120 menit atau 2 jam. “Artinya 2 jam itu yang seharusnya dimanfaatkan untuk dia bekerja, terbuang hanya untuk dia merokok,” ungkapnya.

Sutarmidji juga meminta para kepsek harus lebih sering berdiskusi sebab menurutnya, terkadang mereka malas menyerap informasi sebanyak-banyaknya padahal itu sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja dalam tata kelola sekolah. Dengan berdiskusi, maka antara satu dengan lainnya saling berbagi informasi.

Selain menyerap informasi, para kepsek harus mampu berinovasi. Sebab dengan inovasi, akan melahirkan suatu karya-karya yang lebih bisa diterima secara umum. “Di jajaran Pemkot Pontianak, tidak boleh ada satu pejabat pun yang tidak mampu berinovasi. Sebab inovasi itu akan melahirkan suatu kemudahan, efisiensi dan efektivitas,” sebut Midji.

Kebijakan memberi jabatan kepsek kepada guru teladan tingkat nasional, dinilainya sebagai hal yang tepat. Hal itu dilakukannya supaya guru teladan yang ditunjuk untuk menduduki jabatan kepsek itu bisa menularkan kapabilitasnya terhadap guru-guru lainnya. Namun demikian, seandainya guru itu ditunjuk sebagai kepsek, ia tetap menjalankan perannya sebagai guru di kelas, hanya ia mendapat tugas tambahan sebagai kepsek. \”Ia tetap hadir mengajar di depan kelas hanya intensitas jam mengajarnya berkurang sebab dia mendapat tugas tambahan selaku kepala sekolah,” jelasnya.

Menurut Wali Kota Sutarmidji, selaku kepsek, sudah semestinya membawa perubahan-perubahan dalam tata kelola di sekolah. Dirinya tidak ingin di sekolah-sekolah, pihak sekolah membiarkan suatu pelanggaran yang dianggap sebagai hal biasa saja, sehingga di dalam benak anak didik sudah terpatri bahwa hal yang melanggar itu bukan lagi sebagai pelanggaran. Misalnya, membiarkan anak-anak yang belum cukup umur menggunakan sepeda motor. Padahal itu jelas pelanggaran. \”Ketika kita membiarkan anak terus menerus melakukan pelanggaran dan dianggap sebagai suatu kebiasaan dan bukan lagi dianggapnya sebagai suatu pelanggaran, maka kita sudah melahirkan generasi-generasi yang tidak punya karakter yang baik,” imbuhnya.

Kepada pengawas sekolah, dirinya berpesan supaya mereka berani dan tegas memberi teguran bila ditemukan hal-hal yang kurang baik dari tata kelola sekolah. Para pengawas diminta jangan menyembunyikan kesalahan kepsek. “Kebanyakan pengawas tidak berani menegur kepsek karena kebetulan hubungan pertemanan. Kalau memang salah, ya salah, kalau perlu ditegur ya ditegur,” tegasnya.

Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hendarman mengungkapkan, kepsek seyogyanya bisa berperan menjadi manajer. Sedangkan pengawas sekolah harus mengetahui bagaimana mengawas dan seperti apa peran dan fungsi pengawas. “Dan itu harus memiliki karakter,” terangnya.

Karakter ini berkaitan dengan lima nilai yakni religius, nasionalis, integritas, gotong royong dan kemandirian. Untuk itu, perlu menyiapkan kepsek dan pengawas yang betul-betul matang sebab belum tentu mereka itu siap menjalankan perannya. (dik/*)

 

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2776 kali

Exit mobile version