Pontianak – Kepala Lapas Kelas II A Pontianak, Farhan Hidayat mengatakan, kegiatan membuat kerajinan ini merupakan pendidikan kemandirian bagi warga binaan.
“Warga binaan ini dilatih oleh instruktur, dimana satu instruktur membina sekitar 20 orang. Tikar anyam yang dibuat dari kayu jambon merupakan produk unggulan. Tikar ini sudah kita ekspor ke Malaysia sejak tahun 2014,” jelasnya.
Farhan menuturkan pada acara Pontianak Expo 2018 ini, sengaja dipamerkan hasil karya warga binaan untuk memberi pemahaman ke masyarakat bahwa narapidana itu tidak selamanya buruk.
“Selama ini stigma masyarakat mengenai warga bianaan itu kan buruk, maka dari itu kita ingin membuktikan bahwa mereka punya nilai positif disini,” tuturnya.
Menurut Farhan, ada 3 unsur penting pembina Warga Binaan. (petugas, narapidana dan masyarakat). Petugas sendiri sudah menyiapkan narapidana ketika bebas nanti untuk bisa mandiri.
“Masyarakat harus mendukung hal itu, jangan membuat stigma bahwa narapidana akan berbuat tindak pidana lagi ketika bebas,” tukasnya.
Farhan berharap masyarakat dapat meminati hasil karya warga binaan ini, dimana untuk pemasaran sendiri hanya di wilayah Kalbar, pihaknya masih menjajaki wilayah pemasaran produksi indonesia. (ATA)
Artikel ini telah dibaca 1475 kali