KalbarOke.Com – Kesabaran warga Sekadau nampaknya sudah habis! Pemadaman listrik yang kembali melanda wilayah ini pada Sabtu, 12 Juli 2025, dari pukul 09.00 hingga 13.00 WIB, memicu gelombang kekecewaan, dan salah satunya datang dari suara keras Anggota DPRD Kabupaten Sekadau, Paulus Subarno, atau yang akrab disapa Ngah Barno.
PLN ULP Sekadau mengumumkan bahwa pemadaman ini disebabkan oleh “uprating jaringan tegangan menengah,” dengan dampak meluas ke Jl. Merdeka Selatan, Jl. Merdeka Barat – Suak Payung, Kampung Tebal, Tanjung, Sekadau Hulu, Nanga Mahap, Nanga Taman, dan sekitarnya. Namun, bagi Ngah Barno, jadwal padam di hari Sabtu ini bukan lagi kejutan, melainkan sebuah “tradisi mingguan” yang menjengkelkan.
“Di tempat kami Kabupaten Sekadau udah tak asing lagi hal seperti ini, setiap hari Sabtu pasti ada listrik mati,” keluh Ngah Barno, dengan nada yang menunjukkan betapa rutinnya masalah ini.
Kritik tajam tak berhenti di situ. Ia menyoroti pola pemadaman yang dinilainya tidak efisien dan sangat merugikan. “Rupanya sistem aliran listrik sekarang udah kembali ke zaman purba, perbaikan di satu titik, matinya empat kecamatan. Ekonomi rumah tangga, komunikasi, kegiatan lain yang memerlukan tenaga listrik macet semua. Luar biasa hebat PLN, terima kasih,” sindir Ngah Barno dengan sarkasme yang kental, menggambarkan frustrasi kolektif warga.
Pernyataan ini jelas mencerminkan kegerahan masyarakat yang aktivitasnya terus-menerus terganggu akibat pemadaman berulang tanpa solusi jangka panjang yang jelas.
Sementara itu, PLN ULP Sekadau hanya memberikan informasi standar bahwa “waktu padam dapat berubah tergantung kondisi di lapangan.” Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak PLN mengenai kritik pedas dari anggota dewan tersebut.
Akankah keluhan ini menjadi angin lalu, atau PLN akan segera bertindak nyata untuk mengakhiri “tradisi mingguan” ini? (Mus/01)
Artikel ini telah dibaca 24 kali