Tak ada limbah yang tak bisa diolah menjadi barang tepat guna. Di tangan orang kreatif seperti ini, misalnya. Mereka mampu mengolah sampah bongol jagung menjadi hasil kerajinan tangan dengan nilai seni yang tinggi.
Kerajinan tangan ini tak lain buah dari Diperindagkop dan UKM Kota Pontianak yang menjaring para ibu rumah tangga, mengajari mereka bagaimana mengolah bongol jagung ini menjadi kerajinan tangan yang bisa dijual. Kadis Disperindagkop dan UKM Pontianak, Utin Srilena Chandramidi mengatakan pelatihan ini digelar melibatkan 20 orang warga. Hasil dari pelatihan ini nantinya masyarakat bisa mengkreasikan bonggol jagung.
“Tujuannya untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015 nanti,” tuturnya. Manfaat lainnya adalah ingin mengubah pandangan warga bahwa sampah tidak hanya menjadi limbah, tetapi bisa dimanfaatkan atau di daur ulang.
Camat Pontianak Tenggara, Titin Subakti menyebutkan limbah bonggol jagung itu sendiri akan diolah oleh peserta menjadi kap lampu, tempat tisu, tempat air kemasan, tempat alat tulis dan beberapa aneka jenis kerajinan lainnya yang bisa dijadikan souvenir.
Agar bis amenjadi nilai seni, cara pengelolaan cukup mudah dengan proses yang cepat serta membutuhkan beberapa peralatan yang mudah didapat. Seperti pisau cutter, gunting, penggaris. Namun sebelum digunakan, bonggol harus direbus dalam larutan pewarna, yang selanjutnya dicelupkan dengan adukan lem putih dan direndam kembali.
Langkah selanjutnya adalah bongol tersebut menjalani proses pengeringan dengan dijemur di terik matahari dengan waktu minimal enam jam. Tujuan penjamuran di sini adalah untuk menghindari bongol terserang jamur sekaligus mengurangi kadar air pada kandungan bonggol.
“Sehingga pada saat dipotong, bonggol tadi tidak pecah dan terpotong utuh,” tuturnya. (jim/01)
Artikel ini telah dibaca 1905 kali