Sanggau – Yulita (35), Tenaga Kerja Wanita asal Desa Meliau Hilir, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dikabarkan hilang kontak dengan keluarganya selama 18 tahun. Di tanah perantauan Malaysia, wanita ini menjadi TKI dan baru bisa kembali ke kampung halamannya, Minggu (18/11) Pagi.
Diketahui Yulita sudah menjadi TKI di Lawas, Limbang, Sarawak ketika usianya belum genap 17 tahun melalui perbatasan Entikong, Kabupaten Sanggau. Namun setahun setelah dia bekerja, Yulita tidak bisa dihubungi alias putus kontak dengan keluarga. Sehingga pihak keluarga pun menganggap dia telah meninggal dunia karena tidak ada kabar berita selama belasan tahun.
“Sejak tahun 2001 saya kehilangan kontak dengan keluarga di kampung. Dan saya pernah coba mau pulang ke Indonesia namun surat- surat dan Paspor saya di tahan majikan,” tutur Yulita.
Selama Yulita tidak bisa menghubungi keluarganya, dia terpaksa bekerja serabutan guna memenuhi kehidupanya selama di Malaysia. Hingga bertemu dengan seorang pria asal Sulawesi Selatan yang kini menjadi suaminya dan dianugerahi tiga anak.
“Senang bisa kumpul, kembali sama keluarga. Saya sudah tunggu lama mau pulang ke Indonesia sini, tapi baru sekarang bisa. Saya sering mimpi pulang ke Indonesia. Banyak yang saya ingat tentang Indonesia, macam tanam padi,” ujarnya dalam logat Malaysia.
Pihak keluarga Yulita di Indonesia sempat putus asa mencari tahu keberadaanya. Karena tidak ada titik terang nasibnya selama belasan tahun. Namun secercah harapan itu hadir, ketika seseorang kenalan mengatakan Yulita masih hidup dan tinggal di Lawas, Sarawak, Malaysia.
Keluarga langsung meminta bantuan P4TKI Entikong untuk memulangkan Yulita ke Indonesia. P4TKI Entikong kemudian berkoordinasi dengan pegawai Konsulat RI di Sarawak untuk memulangkan warga Meliau ini.
“Kami sekeluarga banyak terima kasih kepada P4TKI, Konsulat dan semua yang membantu memulangkan saudara kami yang kami kira sudah meninggal dunia. Puji Tuhan kami masih dipertemukan. Terima kasih, hanya Tuhan yang bisa membalas kebaikan semua pihak yang sudah membantu,” tutur Anerdi, keluarga Yulita yang ikut menjemput ke Malaysia. (Ata)
Artikel ini telah dibaca 1778 kali