Mengenali Beragam Suku Lokal di Museum Kalbar. Jadi Lokasi Kunjungan Wisata

Sindy harus berjalan pelan mengitari lorong panjang. Sorot matanya penasaran melihat di balik dinding kaca. Ada beragam koleksi benda dipamerkan. Mulai dari anyaman, miniatur, replika batu bertulis dan lainnya. Semuanya dari khas Kalbar. Koleksi itu hanya ada di dalam museum Pontianak dan terbuka untuk umum.

Sindi adalah warga Pontianak. Sekarang sedang melanjutkan studi di Singapura. Hari itu ia sengaja berkunjung ke museum kebanggaan warga Kalbar. Selain melihat koleksi benda bersejarah dan lainnya, kedatangan di museum itu adalah ingin bernostalgia dengan wawasan seni dan budaya di daerah ini.

“Saya baru liburan kuliah dan pulang kampung. Kangen dengan budaya daerah, saya datang aja ke museum ini,” kata Sindi.

Menurutnya museum ini sudah banyak kemajuan, sejak ia melakukan kunjungan yang pertama kali pada waktu duduk di bangku sekolah dasar. Pada waktu itu koleksi museum masih sedikit. Penataan barang juga tidak sebaik sekarang.

“Sekarang koleksi museum sudah tertata rapi dan terawat. Tidak berdebu,” katanya.

Hal senada disampaikan Irdian, siswi SMK Mega Wisata, sui Raya Dalam. Ia mengaku baru pertama kali berkunjung wisata sejarah ini. alasannya, karena ada tugas dari sekolah untuk mencatat benda bersejarah di tempat ini.

“Lumayan banyak dapat bahan. Koleksi barang yang dipamerkan juga diberikan penjelasan. Contohnya pakaian khas suku Dayak,” kata Irdian, sambil menunjuk lemari depan, memajang dua patung memakai baju Khas Suku Dayak.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Museum Pontianak kini diminati banyak pengunjung. Staff Edukasi, Museum Pontianak, Marya Antik mengatakan setiap bulan jumlah , pengunjung museum rata-rata di atas angka ribuan.

Ia menyebutkan, pada Januari saja, tamu yang berkunjung ke tempat ini berjumlah 4.800 dan pada Februari berjumlah 4.600 orang. Kebanyakan pengunjung yang datang berasal dari anak sekolah, warga umum hingga tamu luar negeri. Bahkan untuk tamu asing sendiri, pada Januari tercatat 280 orang dan Februari berjumlah 185 orang, mayoritas tamu berasal dari negara tetangga.

Marya sedikit membandingkan museum Kalbar dan ditempat lain ada pada jenis barang koleksi. Di museum ini, pengelola lebih menonjolkan penjelasan tentang keberagaman suku di Kalbar. Seperti suku Dayak, Melayu dan Cina.

“Jadi barang-barang koleksi yang ditampilkan ialah barang-barang yang berasal dari suku-suku itu,” katanya.

Saat ini pihak pengelola masih terus melakukan pengembangan museum. Diantaranya menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Kalbar. Pada awal April ini gedung museum akan direnovasi dan diberikan penambahan fasilitas.

“Rencananya museum direnovasi. Nantinya taman dan air mancur. Agar pengunjung lebih banyak datang ke tempat ini,” katanya.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Hanya saja, kondisi museum sekarang masih alami kendala. Terutama pada sistem penerangan masih mengandalkan listrik dari PLN.

“Begitu lampu padam, museum jadi gelap. Karena kami belum memiliki mesin genset. Biasa bila kondisi seperti itu, petugas belum berani menutup museum sampai menunggu lampu kembali hidup,” katanya.

Pemerhati sejarah asal Mempawah, Haris Firmasyah menyebutkan museum adalah tempat kunjungan wisata sebagai bahan mengenal Kalbar di masa lalu. Namun menjadikan museum yang baik, pengelola museum mestinya terus melakukan inovasi.

“Kenyataan sekarang, kondisi museum Kalbar masih kalah jauh dengan daerah lain,” katanya.

Seperti museum di Sangiran (Solo), Jakarta, Yogyakarta, Medan. Terutama dalam hal pemanfaatan teknologi dan menerapkan sistem komputerisasi. Termasuk juga dalam hal sistem keamanan.

Teknologi pendukung ini sebenarnya bisa diterapkan di museum Kalbar. Fungsinya juga banyak. Selain sebagai literatur para pengunjung, kecanggihan teknologi juga sebagai pemandu menyelami wisata dan sejarah Kalbar masa lalu, kini dan sekarang.Dengan kelengkapan teknologi ini, museum tidak lagi sebagai wisata sejarah, tapi juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi di daerah ini yang wajib dikunjungi. (red)

 

 

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 3779 kali