Asyiknya Menyusuri Sungai Kapuas dengan Kapal Lancang Kuning

Menikmati panorama indah di Sungai Kapuas dari Taman alun-alun Kapuas, tentu menyenangkan. Tapi ada yang lebih berkesan. Cukup merogoh kocek Rp 15 ribu, Anda sudah bisa menikmati eksotik sungai dari atas kapal dengan tarif lumayan murah.

Kapal Lancang Kuning. Ini nama kapal legenda khas Kota Pontianak. Kapal ini Lancang adalah semacam perahu kakap, dan disebut Kuning karena dicat berwarna kuning, khas Melayu. Tidak ada perahu lain yang berwarna kuning, selain Lancang Kuning. Kapal ini sering digunakan kerajaan Kota Pontianak

Perahu ini mengingatkan kembali akan sejarah pendirian kota Pontianak, dimana Sultan Syarif Abdurrahman menggunakan perahu kakapnya menyusuri sungai Kapuas.  Sekarang kapal ini sering mangkal di Taman Alun-alun Kapuas. Taman ini satu-satunya taman rekreasi kebanggaan khas Kota Pontianak, lokasinya berada di jantung kota.

Eiits. Tunggu dulu. Di taman ini, kapal Lancang Kuning bukanlah kapal asli yang dimaksud. Kapal ini hanyalah duplikasi dari kapal motor klotok yang dimodifikasi layaknya kapal Lancang kuning. Tujuannya adalah untuk menarik wisatawan agar bisa menyusuri tepian sungai. Jangan heran, setiap harinya, kapal duplikat lancang kuning ini selalu mangkal di Taman Alun-alun Kapuas.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Sebut saja Perika. Hari itu warga Kota Baru, Pontianak Kota ini datang beserta istri dan anaknya di kursi kapal wisata air tersebut. Mereka pun harus rela menunggu sekitar 30 menit hingga kapal ini bisa berangkat.
“Asyik juga naik kapal ini. Kita bisa menikmati sungai sambil berfoto bersama keluarga. Lumayan sambil rekreasi bawa anak,’’ kata Perika kepada kalbarsatu.com.

Di atas kapal, pengunjung bisa menikmati indahnya sungai terpanjang di Indonesia tersebut sambil duduk santai bareng anggota keluarga. Lain halnya dengan Saffana. Ia menceritakan, pada saat menaiki kapal ini, mendadak Taman-alun-alun Kapuas hujan deras.

“Ia hujan. Baju saya basah ni, “katanya polos.

Hari itu ia sedang menaiki kapal berukuran 5 x 16 meter persegi. Kapal ini memang belum memiliki standar nasional, karena bahan dasarnya berbahan dasar kayu.
Meski begitu, di kapal ini, tidak hanya alam sungai saja yang bisa dinikmati. Tetapi juga kuliner yang disediakan awak kapal. Mulai dari makan ringan, mie, kopi dan lainnya. Sanusi(44), satu di antara pemilik kapal wisata ini mengaku sudah menjalani usaha ini setahun lalu. Tiap pengunjung yang ingin dikenakan tarif Rp15 ribu untuk penumpang dewasa dan Rp 10 ribu untuk anak-anak.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Kapa lini sendiri memiliki mesin disel dan berbahan bakar kan solar. Sementara dalam satu hari ia bisa menghabiskan 15 liter solar. Pendapatan paling besar diterima Sanusi ada pada Malam minggu. Per malam ia bisa meraup Rp 400-500 ribu.

“Pernah juga rugi. Kalau pengunjung sepi, kadang kita tidak dapat sama sekali antrean dan pulang,” paparnya
Ia berharap kepada pemerintah lebih memperhatikan nasib mereka, dan ke depan obyek wisata ini semakin baik lagi serta semakin banyak pengunjung yang menikmati kapal wisata ini.

” Kami modal sendiri membuat kapal wisata, untuk membatu meramaikan dunia wisata, untuk itu pemerintah harus bisa lebih perhatian,” tuturnya.(cece)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2360 kali