PONTIANAK, KB1- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar merangkul Dinas Pendidikan Kota Pontianak melalui tenaga pendidiknya mengajak melakukan mensosialisasikan materi kependudukan, seperti menekan angka kelahiran dan pernikahan usai perkawinan remaja.
Kabid Pelatihan dan Pengembangan, BKKBN Kalbar, Gun Djamani menyebutkan saat ini di Kalbar, untuk angka Total Fertility Rate (TFR) masih tinggi. Terutama untuk angka kelahiran dan angka remaja umur 15 -19 tahun yang melahirkan (ASFR). Nah, untuk menanggulangi masalah ini, peran tenaga pendidik sangat strategis, terutama peran mereka melakukan sosialisasi materi kependudukan kepada remaja.
“Misalnya meminta memasukkan kurikulum pendidikan pada program menurunkan angka kelahiran maupun materi pendewasaan usia perkawinan,” tuturnya.
Menurut Gun Djamani, dewasa ini Kalbar dihadapkan pada masalah lain. Yakni perlunya upaya melakukan mempersiapkan infrastruktur dan kebijakan dalam menyambut bonus demografi.
Adapun indikator dari bonus demografi tersebut, meliputi jumlah usia produktif yang lebih banyak dengan usia non-produktif, keduanya merupakan peluang emas untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah.
“Ini perlu saya sampaikan mengingat tenaga pendidik memiliki peran yang strategis dan langsung berhubungan dengan siswa, sehingga nantinya lulusan sekolah dapat terserap dalam lapangan kerja, atau bahkan mampu membuka lapangan kerja, minimal untuk dirinya sendiri” katanya. (ad/01)
Artikel ini telah dibaca 1425 kali