Mengintip Aktivitas Warga Kampung Nelayan. Olah Sampan Anti Kapang

Tak banyak yang tahu, di Dusun Sejahtera, Desa Sungai Kupah, Kecamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Klaimantan Barat ternyata mencetak tenaga pembuatan perahu sampan. Kali ini mereka sedikit bekerja lebih modern. Dulunya mereka hanya memoles sampan dari bahan dasar kayu, kini sudah bisa menyulap sampan dari bahan fiber anti kapang. Profesi itu mereka lakukan secara turun- temurun, di luar aktivitasnya sebagai nelayan.

Siang itu, angin laut bertiup kencang ke darat. Menyisakan angin sepoi di dermaga Dusun Sejahtera, Desa Sungai Kupah, Kecamatan Sui Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Masuk lebih ke dalam menyusuri jalan gertak sekitar 500 meter terhampar pemukiman warga. Diantara tanah lapang itulah, sejumlah lelaki sibuk bekerja.

”Tok.. tok..tok.. sreeek… duk,” bunyi palu memukul paku bersaing dengan gesekan gergaji membelah kayu.

Aparat dusun dan warga bahu- membahu membuat perahu sampan. ”Ayo semangat. Gergaji terus kayu itu. Amplas yang halus. Terus bawa ke sini. Kita akan bangun perahu ini sampai selesai ” teriak Usman, pemuda Dusun Sejahtera membaur bersama warga.

Dia orang yang paling bersemangat membangun perahu ini. Kali ini Usman ditunjuk sebagai pimpinan proyek pembuatan perahu sampan. Sedangkan bos besarnya adalah Amin, putra Kubu Raya, tinggal di Tanjung Raya II. Tidak lain adalah penemu perahu elpiji hemat energi menggunakan teknologi mixer kit.

Kedekatan Usman dan Amin bagaikan ikatan keluarga. Keduanya sama- sama berkeinginan membuat perahu elpiji untuk kebutuhan nelayan. Bedanya, Amin sebagai penggagas sekaligus pencipta mesin perahu, sementara Usman memiliki keahlian pembuatan sampan. Jadilah kolaborasi yang pas antara keduanya.

Adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kubu Raya yang mencoba menganggarkan pengadaan perahu motor untuk nelayan. Tujuanya untuk mengangkat pendapatan ekonomi nelayan dengan memanfaatkan perahu motor ini untuk keperluan mencari ikan di laut.

Tahun 2012 rencananya baru 111 unit perahu motor yang akan dibuat dari tenaga warga Dusun Sejahtera dan sekitarnya. Nantinya perahu motor ini akan dibagikan kepada perwakilan kelompok nelayan yang tersebar di Kabupaten Kubu Raya.

Amin mengatakan untuk sementara mesin perahun ini masih menggunakan bensin, tapi tidak menutup kemungkinan perahu ini akan dikemas menggunakan mesin dari bahan bakar gas.

Sementara untuk penunjukan lokasi pengerjaan proyek ini, Amin sengaja memilih Dusun sejahtera lantaran warga di kampung itu banyak yang sudah berpengalaman membuat perahu sampan sejak puluhan tahun.

Maklum, dusun ini dihuni lebih dari 500 jiwa penduduk kebanyakan berpofesi sebagai nelayan tradisional. Umumnya mereka mencari ikan di sekitar pinggiran sungai dengan menggunakan perahu sampan atau motor. Sedangkan untuk kebutuhan bahan kayu diperoleh langsung dari Muara Jungkat.

Dari alasan geografis tadi, Amin tidak perlu repot lagi mendatangkan sumber bahan baku pembuatan perahu. Selain itu juga, biaya akomodasi untuk mengakut kayu olahan ke lokasi pembuatan perahu juga lebih murah karena jarak tempuh yang dekat dibanding harus dibawa ke Kota Pontianak dekat.

Keuntungan lainnya, warga sekitar yang umumnya hanya mahir membuat perahu untuk digunakan secara pribadi. Setelah kehadiran proyek ini, warga sekitar juga mendapat wawasan baru bagaimana teknik pembuatan perahu dengan menambahkan cairan fiber. Yakni jenis bahan kimia fungsinya untuk melapis bodi perahu agar bisa tahan lama dan bebas serangan kapang.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Kapang merupakan sejenis cacing yang hidup di dalam sungai. Cacing jenis ini banyak digunakan para nelayan dijadikan umpan untuk menangkap ikan. Tapi keuntungan itu justru menjadi bumerang bagi para nelayan. Pasalnya cacing kapang ini selalu menyerang pada bagian perahu sampan milik nelayan. Yakni dengan cara melubangi bagian bodi perahu dalam jumlah banyak.

Sudah banyak korban serangan biota laut jenis ini. Banyak perahu nelayan dalam hitungan tahun sudah banyak yang rusak. Sebagian perahu karam di sungai akibat gigitan kapang melubangi bodi perahu.

“Jika perahu sudah dilapisi fiber, kapang tidak bisa melubangi bodi perahu. Dengan harapan proyek pengadaan perahu bisa digunakan nelayan dalam jangka waktu yang lama,” kata Amin.

Akses menuju ke Dusun Sejahtera sendiri tidaklah mudah. Dari pusat Kota Pontianak , perjalanan harus berangkat menggunakan kendaraan darat menuju Desa Jeruju Besar. Rutenya dari Jalan Kom Yos Soedarso terus lurus sampai menuju pintu gerbang perbatasan antara Kabupaten Buru Raya –Kota Pontianak. Lebih tepatnya di Terminal Nipah Kuning. Dari terminal itu kurang lebih 40 menit baru bisa sampai ke Desa Jeruju Besar.

Dari situ perjalanan dilanjutkan melalui jalur sungai selama 30 menit menggunakan transportasi perahu motor kelotok. Perahu ini menyisir perairan sungai yang melintasi dua desa yakni Desa Jeruju Besar dan Sungai Kupah.

Biasnaya perahu motor kelotok hanya mampu menampung 5 penumpang, rombongan dipisah menjadi dua kelompok dengan menggunakan dua uni motor kelotok. Salah satu juru mudi perahu adalah Usman, dari Dusun Sejahtera sengaja menjemput perjalanan kami.

Masuk lebih ke dalam di aeral perkampungan terhampar badan perahu berwarna biru berjejer di sepanjang jalan kampung. Para pekerja juga terlihat sibuk menyelesaikan orderan dengan sistem kejar target. Semua perahu yang telah dipesan harus selesai dalam sebulan ini.

Yang terpenting , untuk proses pengerjaan pembuatan perahu ini tidak asal-asalan. Pasalnya Amin dan Usman sengaja memilih warga lokal yang sudah teruji dan berpengalaman membuat sampan sejak turun temurun.
Salah satunya adalah Udin. Ia asli warga Dusun Sejahtera yang telah mene¬kuni kegiatan tukang sampan selama puluhan tahun. Ia mengaku baru kali ini ada proyek besar pembuatan sampan di dusunnya.

Sebelumnya, ia bersama 150 kepala keluarga umumnya mata pencaharian sebagai nelayan membuat perahu sampan sendiri untuk alat transportasi mencari ikan di perairan sungai. Menariknya, para warga belajar mem¬buat sampan secara otodidak. Ke¬mudian beberapa karakteristik ka¬pal dipelajari turun temurun. Se¬ni menata dan mempercantik ka¬pal didapatkan secara berlahan-lahan.

Kepala Dusun Sejahtera, Yusuf mengaku para nelayan di daerahnya tidak pernah belajar tentang hukum Archimedes. Mereka tidak pula pernah belajar tentang ilmu dia-gonal ruang, ilmu tabung dan sebagainya. Namun kapal yang dibuat warga tetap bisa memenuhi hukum dan syarat sebuah benda bisa mengapung di air. Bilateral simetris, haluannya tajam, kuat membelah dan menembus ombak, tahan terpaan badai.

“Begitulah hasilnya,’ kata Yusuf.

Umumnya perahu motor berukuran pan¬jang 7 meter dan lebar 2,5 meter paling cepat bisa diselesaikan selama 3-4 hari kerja. Dengan catatan bahan kayu pembuatan perahu tersedia cukup.

Baca :  Bakso Sapi Bakmi Ayam 68, Tempat Yang Wajib Kamu Singgahi Jika Ke Kota Singkawang

Abdullah, perajin sampan lainnya menyebutkan rahasia untuk menciptakan kapal bagus terletak pada indang (bagian bawah atau sasist-red). Indang sampan harus terbuat dari kayu yang kuat namun lentur. Jika bagian ini tidak sem¬purna, niscaya sampan tidak dapat mengapung dengan sempurna pula. Jika indang terlalu lebar, kapal akan menjadi berat, namun jika terlalu tajam kapal menjadi oleng.

“Kemudian jika kayu yang dipakai adalah kayu yang lunak akan cepat keropos, dan tidak tahan berbenturan dengan benda keras, misalnya karang atau benda lainnya yang ada di laut. Jika kayu tidak dipilih bisa-bis sampan bocor di lautan,” ujarnya lagi.

Rahasia kedua ada pada gading (kerangka tempat dinding sampan dipaku). Bagian ini harus bilateral simetris. Antara satu sisi dengan sisi lainnya. Bila gading tidak bilateral kapal akan oleng dan tidak dapat mengapung dengan sempurna.

“Jika ini yang terjadi akan menjadi bahan tertawaan dan ejekan orang lain. Jadi kurangi kesalahan sekecil mungkin,” katanya.

Perlu juga diingat, jarak antara gading dengan gading lainnya juga harus diatur sedemikian rupa. Gading yang terlalu rapat akan menyebabkan perahu terlalu berat dan sulit berlayar, bahkan bisa karam sebelum berlayar. Sementara gading yang terlalu berjauhan menyebabkan perahu terancam patah dua saat di lautan.

“Yang terpenting kita menjaga keserasian dan keseimbangan gading,” ujarnya lagi.
Gading juga menjadi bagian penting untuk memasang kayu dinding atau lambung kapal. Semakin baik susunan gading, maka dinding perahu akan se¬makin baik pula dan artistik. Bagian ini menjadi penentu ukuran dan bentuk kapal.

Ketiga yang perlu diperhatikan adalah keserasian antara bagian haluan (depan) dan buritan (bagian belakang) perahu. Haluan pertahu yang baik adalah bentuknya yang tajam dan ujungnya lebih tinggi dari ujung dinding bagian tengah kapal, namun di belakangnya harus disambut gading yang agak lebar.

Struktur haluan seperti itu berfungsi saat menghadapi ombak. Sehingga akan mam¬pu memancung ombak dengan cepat dan tangkas. Perlu pula diingat haluan kapal harus terbuat dengan bahan yang kuat. Selain menyangkut keindahan perwajahan perahu sampan, kekuatan haluan sangat menen¬tukan jika berhadapan dengan kea¬daan terpaksa. Misalnya tabrakan.

Sementara bagian buritan ada dua bentuk. Pertama dibuat lebar, kedua lancip. Buritan lebar biasanya dipergunakan untuk perahu yang menggunakan motor atau mesin. Sementara buritan lancip biasanya tidak memakai mesin, misalnya hanya menggunakan pendayung, galah atau layar.
“Bila persyaratan teknis seperti yang disebutkan tadi telah dipenuhi dan pengerjaan selesai dengan apik dan hati-hati, maka dengan demikian kapal atau perahu telah selesai pengerjaannya. Sehingga perahu bisa mengapung dengan baik di lautan,” ujarnya.

Perahu motor atau sampan merupakan alat utama nelayan. Data tahun ini, Dinas Kelautan dan Perikanan Kubu Raya ada ribuan perahu semut yang beroperasi di laut pesisir . Banyaknya warga yang menggantungkan hidup di laut, maka kebutuhan kapal pun selalu meningkat saban waktu. Pada akhirnya, warga Dusun Sejahtera harus mempersiapkan diri mengubah desa nelayan menjadi desa sentra pembuatan perahu motor. Semoga. (agus wahyuni)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 1805 kali