Indeks

Merajut Kebersamaan dalam Bingkai Tradisi: Festival Robo-robo Pesayangan 2025

Merajut Kebersamaan dalam Bingkai Tradisi: Festival Robo-robo Pesayangan 2025. (Foto: Hendri Marcelleno)

KalbarOke.Com – Dentuman genderang dan tawa riang anak-anak kembali memenuhi Dusun Pesayangan, Desa Raja, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak. Tradisi tahunan Robo-robo yang sarat makna ini kembali dirayakan dengan meriah melalui Festival Budaya Robo-robo Pesayangan. Mengusung tema “Merawat Tradisi, Menyatukan Generasi,” perayaan kali kelima ini menjadi bukti nyata komitmen masyarakat dalam melestarikan warisan leluhur.

Rangkaian acara diawali dengan prosesi sakral. Pada pukul 08.00 WIB, para warga dan tamu undangan, termasuk Bupati Landak Karolin Margret Natasa beserta jajaran FORKOPIMDA, berkumpul untuk berziarah ke Makam Lebay Rantau. Ziarah ini menjadi pengingat akan akar tradisi dan penghormatan kepada para pendahulu.

Usai prosesi ziarah, Festival Robo-robo Pesayangan 2025 resmi dibuka. Perayaan dilanjutkan dengan tradisi Sarpahan Robo-robo, di mana semua yang hadir larut dalam kehangatan makan bersama. Lebih dari sekadar hidangan, momen ini adalah simbol persatuan, rasa syukur, dan kebersamaan yang menjadi esensi dari tradisi Robo-robo.

“Hari ini, kita bersama-sama merayakan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun,” ujar Bupati Karolin. “Robo-robo adalah wujud syukur kita kepada Tuhan, sekaligus harapan agar kita semua dijauhkan dari marabahaya. Saya berharap tradisi ini terus lestari dan diwariskan kepada generasi muda.”

Robo-robo adalah tradisi Melayu yang dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah. Tujuan utamanya adalah sebagai tolak bala (penolak bala atau malapetaka) dan pengikat tali silaturahmi. Namun, seiring berjalannya waktu, festival ini telah berkembang menjadi ajang yang lebih inklusif.

Lisa Kusuma, Ketua Panitia Festival, menjelaskan bahwa tahun ini, berbagai lomba tradisional turut memeriahkan acara. “Kami ingin festival ini tidak hanya sekadar seremonial, tapi juga menjadi wadah kreativitas,” katanya. Sejumlah lomba seperti sampan bidar, gasing tradisional, galah panjang, hingga menyanyi lagu Melayu menjadi daya tarik tersendiri. Lomba sampan bidar, yang diikuti oleh delapan tim, menjadi salah satu highlight yang penuh semangat dan kekompakan.

Festival Budaya Robo-robo Pesayangan ini juga merupakan wujud kolaborasi apik antara pemerintah daerah dan komunitas lokal. Dukungan penuh dari Pemkab Landak menunjukkan komitmen untuk menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan yang lebih besar, bahkan hingga skala provinsi.

“Kami sangat mengapresiasi semangat anak-anak muda yang aktif terlibat,” tambah Bupati Karolin. “Semoga festival ini terus berkembang dan menjadi agenda budaya tahunan berskala lebih besar.”

Festival ini akan berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 20 hingga 24 Agustus 2025. Selama periode itu, Dusun Pesayangan akan diramaikan dengan berbagai pertunjukan seni, budaya, dan kompetisi yang membangkitkan semangat kebersamaan masyarakat Landak.

Festival Robo-robo Pesayangan 2025 membuktikan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang usang, melainkan jembatan yang kokoh untuk menyatukan generasi, merawat kebersamaan, dan menjaga identitas budaya yang kaya. (dri/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 21 kali

Exit mobile version