PONTIANAK, KB1- Tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana menyelenggarakan ujian nasional secara “online” untuk pertama kalinya.
“Jika berhasil dilakukan maka UN dapat menghemat anggaran hingga Rp290 miliar atau 50 persen dari anggaran ujian pada umumnya,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Alexius Akim kepada Kalbarsatu.com
Menurut Akim, Kalbar saat ini sedang melakukan entri data akan tetapi pelaksanaan ujian secara online belum dapat dipastikan.
“Masih banyak hal-hal yang perlu dipersiapkan, jangan sampai nasibnya sama dengan Kurikulum 2013 yang belum siap namun sudah diujicobakan. Ujung-ujungnya menghabiskan anggaran yang luar biasa besar,” tegasnya.
Hal yang perlu dipersiapkan Kalbar sendiri jika UN dilaksanakan secara online yakni jaringan internet. “Kalbar daerah yang luas dan terdapat banyak daerah terpencil belum terjangkau oleh koneksi internet,” ungkap Akim.
Untuk itu, dirinya berharap, pemerintah pusat harus lebih matang menilai jangan sampai terburu-buru. Sebelum siap diterapkan terlebih dahulu mempersiapkan komputer yang terkoneksi dengan internet dan menyiapkan infrastruktur seperti itu tidak mudah. Meskipun UN online ini mirip dengan tes CPNS yang sukses diselengarakan secara online namun skala dan jumlah pesertanya jauh berbeda .
“Untuk tes CPNS bisa sukses diselenggarakan secara online karena hanya ribuan. Namun untuk UN online bisa mencapai ratusan ribu,” kata Akim.
Terlepas dari hal tersebut, Disdikbud Kalbar mempersilahkan jika ada pihak sekolah yang mampu menyelenggarakan UN secara online.
“Bagi sekolah yang belum bias, dapat menyelenggarakan UN secara manual atau seperti sebelumnya,” ungkap Akim.
Di Kota Pontianak sendiri ada beberapa sekolah yang dinilai mampu menyelenggarakan UN secara online seperti SMA Santu Petrus, SMA Gembala Baik, SMA Immanuel, SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, dan SMA Negeri 3. (sai/03)
Artikel ini telah dibaca 1440 kali