Tekarang jadi Sentra Sawo di Kabupaten Sambas

Kebun Sawo di Kabupaten Sambas.

SAMBAS, KB1 – Warnanya yang khas, sehingga sering dijadikan padanan kata untuk menyebut warna kulit di masyarakat kita. Sawo matang, demikian orang menyebut mereka. Dan hampir sebagaian besar pigmen tubuh manusia Indonesia adalah sawo matang. Nah, dari kenyataan itulah, tentu sawo adalah jenis buah yang cukup akrab di masyarakat kita.

Bicara tentang sawo, si buah yang rasanya manis dan sering juga dibuat jus ini, Kabupaten Sambas termasuk daerah yang cukup terkenal sebagai penghasil produk pertanian tersebut. Kecamatan Tekarang, salah salah satu daerah yang menjadi sentra sawo. Bukan hanya sebagai tanaman hobi yang ditanam di pekarangan, ada beberapa petani yang mengebunkannya.

Asmadi, seorang warga Tekarang yang mengaku memiliki hampir seratusan batang sawo di kebunnya, mengatakan bahwa dirinya berkebun sawo sudah belasan tahun. “Mungkin ini warisan pertanian turun temurun kali ya. Dari dulu orang di sini sudah berkebun sawo. Maka nya karena tanahnya cocok sepertinya, Saya dan beberapa petani yang lain berkebun sawo,” ujarnya.

Produksi buah sawo, jelas Asmadi, sangat tergantung dengan usia pohon. Semakin besar pohon, maka secara otomatis buahnya juga akan banyak. Jika sedang musimnya, maka perbatang sawo untuk yang kuran lima tahun keatas, akan menghasilkan puluhan kilogram. “Untuk pemasan sementara ini juga tidak masalah. Sebelum panen, bisanya sudah ada yang memasan, mereka umumnya adalah pedagang buah,” tandasnya.

Menurut Rahmat, seorang pedagang buah di Sambas, selama ini pasokan sawo mereka peroleh dari Tekarang. Ia menjelaskan, buah sawo di Tekarang memang khas. Mulai dari rasanya maupun ukuran buahnya, sawo dari daerah ini secara kualitas bisa dikatakan bisa diadu. “Kalau dari tempat lain, ukuran buahnya agak kecil,” ungkapnya.

Seperti juga buah yang lain, pada waktu tertentu terkadang produksi sawo akan banyak. Jika sedang musimnya, maka si lonjong berwarna coklat ini akan membanjiri kios pedagang yang berjualan sawo, di wilayah Kabupaten Sambas. Harganya yang masih dibawah sepuluhribuan, menyebabkan daya beli warga tidak begitu masalah. “Rasanya yang manis dan khas, makanya banyak yang senang. Apalagi kalau dijus, musim panas begini enak mengonsumsinya,” kata Yudha, seorang warga di Pemangkat, yang mengaku rutin berburu sawo kalau sedang banyak di pasaran.(awr/01)

Facebook Comments

Artikel ini telah dibaca 2553 kali