Bandung, KalbarOke.com – Tiga mahasiswa Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menciptakan inovasi revolusioner dengan mengubah limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi biochar yang diperkaya. Tak hanya berfungsi menyuburkan tanah, biochar hasil karya mahasiswa ITB ini juga terbukti mampu mengatasi jamur Ganoderma yang menjadi ancaman serius bagi pohon kelapa sawit.
Inovasi gemilang ini mengantarkan ketiga mahasiswa tersebut, yaitu Stephanie Patricia Nathalie, Nadya Gunawan, dan Jeffrey, meraih juara dalam ajang International Case Competition (I-CAST) yang diselenggarakan dalam rangkaian Process Engineering Day di Universitas Indonesia (UI) pada April 2025 lalu. Mereka berhasil mengungguli peserta dari berbagai negara.
Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, menyumbang sekitar 58 persen pasokan minyak sawit global. Namun, di sisi lain, limbah kelapa sawit menjadi tantangan serius yang harus dikelola secara berkelanjutan. Menjawab tantangan ini, Stephanie, Nadya, dan Jeffrey berhasil menyulap limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi biochar melalui proses pemanasan, menghasilkan produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tetapi juga bermanfaat untuk menyuburkan tanah.
Stephanie Patricia Nathalie menceritakan, saat kompetisi berlangsung, timnya diminta menyelesaikan persoalan pengelolaan limbah dan produktivitas industri kelapa sawit. Tantangannya tidak hanya soal teknik pengelolaan, tetapi juga mencari solusi berkelanjutan atas permasalahan yang dihadapi.
Inovasi pengelolaan tandan kosong kelapa sawit menjadi biochar yang diperkaya ini tidak hanya mengatasi persoalan limbah. Kreativitas ketiga mahasiswa ITB ini juga mampu mengatasi invasi jamur Ganoderma yang dapat menyebabkan penyakit serius pada tumbuhan kelapa sawit.
Usai menjuarai ajang International Case Competition I-CAST, ketiga mahasiswa ITB ini berharap inovasi mereka bisa mengatasi permasalahan limbah kelapa sawit dalam skala luas dan memberikan dampak positif bagi industri perkebunan.
Kemenangan Stephanie, Nadya, dan Jeffrey menjadi cerminan bahwa generasi muda Indonesia tidak hanya mampu bersaing di tingkat global, namun juga memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam sektor strategis nasional. (GFM)
Artikel ini telah dibaca 279 kali