PONTIANAK, KB1- Anggota DPRD Kalbar, Tanto Yakobus pesimis gerakan nasional non tunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia sejak 14 Agustus kemarin belum bisa diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan transaksi masyarakat di Kalbar.
“Ketidakmerataan kemampuan ekonomi masyarakat, menyebabkan program ini tidak bisa diterapkan secara instan,” katanya, kepada kalbarsatu.com.
Menurutnya, gerakan nasional non tunai dari Bank Indonesia adalah program yang digulirkan untuk meningkatkan transaksi elektronik menggunakan kartu kredit maupun kartu kredit dalam masyarakat. Terobosan ini juga bertujuan menciptakan budaya cashless bagi masyarakat ketika berbelanja.
“Sayangnya kemudahan ini dianggap belum bisa dinikmati oleh segenap rakyat Indonesia secara menyeluruh akibat tidak meratanya kemampuan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Masih rendahnya angka transaksi non tunai di Kalbar khususnyadisebabkan budaya ini belum bisa diterapkan di pasar tradisional. Sebab metode pembayaran dan kondisi di pasar tradisional yang belum memungkinkan. Menurutnya, baik transaksi itu tunai maupun non tunai memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Transaksi non tunai dianggap sebagai salah satu bentuk modernisasi masyarakat dalam berbelanja. Jelang globalisasi mendatang budaya ini dianggap sangat mempengaruhi perekonomian negara. (tan/01)
Artikel ini telah dibaca 1533 kali