SINGKAWANG, KB1- Kepala Dinas Pendidikan Singkawang, Najib merasa terbantukan ketika ada pendampingan program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dilakukan beberapa sekolah di Singkawang.
“Kita tidak ingin kegiatan ini ditinggalkan dan berhenti seiring selesainya program,” harap Nadjib,” kepada kalbarsatu.com.
Menurut Nadjib, banyak hal baru ditemukan dalam pendampingan program ini. Di mana, sekolah mendapat otonomi yang luas untuk mengembangkan dirinya. Satu di antaranya, ketika sekolah memerlukan tenaga keamanan. Persoalan itu disampaikan ke komite sekolah dan orang tua siswa, kemudian merealisasikan penjaga keamanan di sekolah.
Persoalan itu timbul, jelas dia, dari keluhan masyarakat. Tidak hanya satu persoalan saja yang terlihat. Tetapi juga berbagai persoalan lainnya, seperti penyediaan WC dan ruang ganti di sekolah.
“Kami telah realisasikan itu kendati bangunannya masih standar,” ujar dia.
Koordinator Lapangan, LPKIPI, Mistur mengatakan dari 17 sekolah hanya tinggal 1 sekolah yang belum tuntas mengimplementasikan MBS. Kepala Sekolah SDN 06 Singkawang Utara, Endang mengatakan dalam program MBS ada lima capaian dari pengaduan masyarakat yang sudah terealisasi.
Pencapain itu di antaranya penyelesaian terkait dengan halaman sekolah sering banjir, WC untuk siswa sangat kurang, meja dan kursi banyak rusak, tidak ada satpam dan penjaga sekolah dan persediaan air bersih terbatas.
Endang berharap program ini bisa terus berjalan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
“Kami juga menginginkan, nantinya sekolah memiliki sarana dan prasarana belajar yang berkualitas,” tukas Endang.
Sementara itu, Jumat kemarin, 17 kepala sekolah mitra program MBS bersama Dinas Pendidikan, Bappeda dan Dewan Pendidikan Kota Singkawang, mendiskusikan Penganggaran Replikasi Program MBS, yang difasilitasi oleh Lembaga Pelatihan dan Konsultan Pendidikan Indonesia (LPKIPI), sebagai organisasi mitra Pelaksana USAID-KINERJA, di Taman Sari Singkawang. (sms)
Artikel ini telah dibaca 1357 kali