KUBU RAYA, KB1- Percaya atau tidak. Kamil (36), nelayan Desa Batu Ampar, Kecamatan Padang Tikar, Kabupaten Kubu Raya berhasil menangkap ikan pari raksasa dengan lebar tiga meter di perairan Batu Ampar.
“Kejadian itu berlangsung sore hari. Waktu itu saya tidak punya firasat bisa mendapatkan pari raksasa itu,” katanya, kepada kalbarsatu.com.
Kamil mengaku menekuni profesi nelayan tradisional didaerahnya baru lima tahun. Pria asal Kabupaten Sambas ini, kini menetap di Batu Ampar awalnya hanya menjalani profesi sehari-hari, yakni pergi melaut mencari ikan menggunakan motor tempel ukuran kecil. Dari rumahnya menuju perairan Batu Ampar dibutuhkan sekitar lima jam perjalanan.
Seperti biasa, di perairan itu, ia menangkap ikan dengan menggunakan alat tradisional. Kamil sangat mengandalkan mata kail, kemudian ia ditebar sebanyak ribuan buah di dasar laut. Mata kail tersebut terbuat dari aluminium dengan ujung kail dibuat runcing dan tajam.
“Teknik ini mirip dengan orang akan memancing ikan,” katanya.
Bedanya, teknik menangkap ikan ini tidak menggunakan joran, melainkan menggunakan pelambung dari fiber. Perbedaan lainnya, mata kail ini tidak menggunakan umpan. “cukup kami tebar di laut dan kami tinggalkan beberapa jam. Selanjutnya mata kail tadi kami angkat,” katanya.
Biasanya dalam sehari, ia mampu mendapatkan ikan maupun rajungan kisaran 10-15 kilogram dari mata kail yang ditebar. Entah mengapa, hari itu Kamil mendadak kaget. Tiba-tiba pada saat hendak menarik pancingan, tiba-tiba tarikan terasa berat.
“Sampai-sampai saya dibantu rekan nelayan lain untuk mengangkat tali pancingan saya,” katanya.
Alangkah terkejutnya para nelayan tersebut. Seekor pari raksasa muncul ke permukaan perairan. Lantaran para nelayan tak mampu mengangkat sampai ke dasar perahu, mereka pun memilih jalan pintas. Sejumlah bilah tombak mendarat ke tubuh pari tersebut.
Setelah pari itu dipastikan mati, para nelayan kemudian memotong ikan itu menjadi banyak bagian.
“Kalau kita angkat pari itu semuanya, perahu kami jadi tidak muat,” katanya. Ia pun meminta rekan nelayan lain membawa daging pari tersebut ke dermaga.
Di dermaga ia melihat pada saat ikan itu dipotong menjadi beberapa bagian, daging ikan tampak beda dengan yang lain.
“Kalau pari biasa dagingnya tipis, tapi pari raksasa ini dagingnya tebal. Mirip daging sapi. Warnanya juga kemerahan,” tuturnya.
Kejadian apa yang dialami Kamil dan nelayan Batu ampar tersebut berlangsung tiga bulan lalu. Bahkan menjadi catatan tersebdiri bagi nelayan sekitar lantaran tidak pernah menemukan ikan pari sebesar itu. Pada akhirnya daging pari raksasa itu pun dibawa ke Pontianak, sebelum di bawa ke sejumlah pedagang ikan. (ags)
Artikel ini telah dibaca 1586 kali