SAMBAS, KB1- Warga Dusun Sendoyan Batu Layar, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, sudah lama hidup dalam gelap. Sejak bangsa ini merdeka selama 69 tahun, dusun ini sama sekali belum teraliri listrik. Padahal bila dihitung, akses dusun ini tidak jauh dari pusat kota Sambas. Kinoy, warga sekitar bercerita, bila malam tiba, di lingkungan desa ini gelap gulita. Bahkan untuk penerangan rumah saja, satu-satunya penerangan warga hanya mengandalkan pelita.
“Di tempat kami kebanyakan menggunakan pelita. Hanya beberapa rumah saja yang menggunakan tenaga surya,” tuturnya.
Meski begitu, pelita, menjadi satu-satunya andalan warga ini bukanlah tanpa kendala. Di dusun ini terkadang tidak setiap hari minyak tanah sulit diperoleh. Kalaupun ada harganya juga sangat mahal.
“Bila malam semakin larut, sebagian besar lampu-lampu minyak atau lilin yang ada dimatikan. Jadilah kampung ini sepi dan sunyi,” kata Konoi. “Hanya suara jangkrik dan binatang malam saja yang bisa didengar,” tambahnya.
Dampak lain dusun ini tidak teraliri listrik adalah, anak-anak sekolah di kampung sulit untuk belajar. Untuk mengerjakan PR dan mengaji, lagi-lagi mereka harus menggunakan peneranganlistrik.
“Jangan heran, bila selesai belajar atau mengerjakan PR, lubang hidung anak –anak di kampung ini jadi hitam legam,” tuturnya.
”Pemerintah harus bersikap bijaksana dan secepatnye betindak untuk mengalirkan listrik PLN di daerah kami”, ujarnya.
Ia juga mengaku sudah berapa kali mengajukan kepada pemerintah untuk dapat mengalirkan listrik. Tapi nyatanya hingga sekarang tidak ada sama sekali respons yang diberikan pemerintah.
Warga sangat berharap, pemerintah memperhatikan keluhan pasokan listrik yang belum juga ada di kampung mereka meski sudah puluhan tahun mereka tinggal di sana. (bob/01)
Artikel ini telah dibaca 1566 kali