PONTIANAK, KB1- “Kejadian itu sangat cepat sekali dan tiba-tiba. Semuanya sudah pada berteriak histeris,” kata Hendri (53) satu diantara penumpang bus Valenty. Hari itu ia berusaha mengingat detik-detik sebelum insiden tabrakan maut antar bus itu terjadi di Desa Lingga, Kecamatan Sui Ambawang, Kubu Raya, Senin (10/11/2014), kepada kalbarsatu.com.
Hendri menyebutkan kejadian itu mendadak san seketika. Saat itu ia hanya mendengar ada suara benturan keras dari arah bagian kanan bus Valenty yang ditabrak bus Alegra.
“Bus kami langsung terperosok dan terguling ke bahu jalan, tepat diatas parit,” tuturnya.
Sebelum terjadi kecelakaan, bus Valenty sendiri hendak menuju Sekadau ke arah tayan. Hari itu Hendri berada di dalam bus berdua bersama sang anak. Pada saat menikmati perjalanan, keduanya sedang tertidur pulas.
“Begitu mendengar terjadi benturan keras, kami berdua kaget, dan terbangun dari tidur,” tuturnya.
Bus yang kami tumpangi pun oleng dan langsung terguling, sebelum masuk ke dalam parit.
“Waktu itu saya cuma mendengar suara jeritan keras penumpang. Ada juga suara pecahan kaca dan bawaan barang penumpang pada saat bus kami terguling,” tutur Hendri.
Penumpang lainnya yang selamat, Andrianus (20) menceritakan, pada saat bus yang ia tumpangi tersebut terperosok dan terguling ke bawah parit, para penumpang terlihat saling berdesakan dan tertmpuk untuk berebut mencari jalan ke luar yang hanya mengandalkan jendela bis yang sudah pecah.
“Waktu terguling saya cepat-cepat cari jalan ke luar. Sebagian orang terpaksa saya injak-injakan. Orang-orang semua pada nangis. Saya dengar sendiri jeritan itu,” tutur Andrianus.
“Nda tau yang diinjak di bawah susah berdiri karena terinjak banyaknya penumpang, dan juga parit itu ada airnya,” tambahnya. (sep/01)
Artikel ini telah dibaca 1310 kali