BANDUNG-Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno menyatakan warga negara Indonesia memiliki peluang tinggi untuk bekerja di berbagai sektor formal di Malaysia.
“Warga Indonesia memiliki keunggulan untuk bekerja di Malaysia apalagi didukung kedekatan geografis, budaya, dan bahasa,” kata Herman, dikutip antara, saat menghadiri acara “Employment Business Meeting Brunei Darussalam, Malaysia, Palau, and Songkhla” yang diselenggarakan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Ia menuturkan, Malaysia yang pertumbuhan ekonominya tinggi butuh dukungan tenaga kerja, di antaranya dari Indonesia yang jumlah tenaga kerjanya cukup melimpah. Bahkan banyak perusahaan yang siap menampung tenaga kerja Indonesia yakni sektor konstruksi membutuhkan 46 ribuan pekerja, lalu sektor lainnya seperti kelapa sawit, jasa dan pariwisata di Malaysia.Menurut dia, sektor pekerjaan di Malaysia akan menjadi opsi yang menjanjikan meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia.
“Kerja di luar negeri menjadi opsi yang menjanjikan. Saya berpandangan bukan saatnya lagi Indonesia pekerjaan informal, seperti rumah tangga, tetapi pekerjaan formal,” katanya.
Ia berharap warga negara Indonesia yang bekerja di Malaysia harus menyiapkan mentalnya, berperilaku baik, tertib administrasi dan tetap menjaga nama baik negara.
Jika mengalami masalah atau gaji tidak dibayar, Herman menyatakan Duta Besar Indonesia di Malaysia siap membantu menyelesaikan persoalan tenaga kerja Indonesia. “Bekerja di luar negeri, dia (pekerja) harus tertib, tidak ilegal, pasti akan nyaman, kalau dirugikan, diperlakukan tidak adil, kita bantu,” katanya.
Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur mengatakan agenda acara tersebut di antaranya mempertemukan pengusaha di luar negeri dengan penyalur tenaga kerja Indonesia.Tujuannya, kata dia, untuk memudahkan penyaluran tenaga kerja Indonesia ke luar negeri di sektor pekerjaan formal.
“Penempatan kerja yang ternyata setelah digali banyak sekali di sektor formal, bahkan di negara kecil ternyata membutuhkan pekerja empat ribuan,” katanya.
Pengurangan TKI
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mulai mengurangi pengiriman TKI ke luar negeri di sektor kerja perikanan karena ditemukan banyak masalah di sektor tersebut.
“Perikanan itu mungkin akan dikurangi karena ternyata observasi kita itu kurang kondusif,” kata Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur. Ia menuturkan, TKI yang bekerja di sektor perikanan di negara Taiwan dan Korea, ternyata dinilai kurang bagus.
BNP2TKI, lanjut dia, sudah mengirimkan surat ke Korea tentang pengurangan TKI dengan alasan banyak Anak Buah Kapal (ABK) bermasalah. “Perikanan sementara akan tinjau lagi, kita sudah kirim surat ke Korea mencoba dikurangi, karena ABK-ABK itu banyak masalah,” katanya.
Selain itu, BNP2TKI juga telah membatasi pengiriman TKI untuk sektor informal atau pekerja rumah tangga di luar negeri, sedangkan pekerja formal diberbagai sektor akan terus ditingkatkan.
“Artinya kita akan ajukan yang formal, akan kita genjot, yang informal kita tarik,” katanya.
Ia menyebutkan, TKI bekerja di sektor informal kebanyakan di negara Arab Saudi, Hongkong, dan Taiwan. Sedangkan di negara Malaysia, lanjut dia, TKI informal sudah terus berkurang hingga sekarang persentasenya hampir sebanding dengan TKI formal.
“Kalau di Malaysia sudah 50 persen sama, sudah menuju pengurangan informal,” katanya. (antara)
Artikel ini telah dibaca 1942 kali